Amerika (arrahmah) – Lima skenario perubahan ‘wajah Kristen’ 1000 tahun ke depan. Pusat Kristen berpindah menuju Barat. ‘Islam moderat’ lebih cocok dengan ‘konservatif Kristen’.
Gereja Kristen telah berubah dengan mantap dari waktu ke waktu. Gereja di tahun 1000 masehi tidak akan dikenali kalangan Kristen hari ini. Suatu yang pasti, inti dari ajaran, kepercayaan dan nilai-nilai akan tetap tanpa perubahan, tapi banyak hal seperti tentang hidup sehari-hari, perspektif rohani, dan aktivitas seluruh gereja akan menjadi asing di masa depan. Seperti apa Gereja Kristen 1000 tahun yang akan datang?
Jika seorang pengaku Kristen dari tahun 1000 Masehi dibawa pergi ibadah pagi di gereja progresif abad 21, si penganut Kristen abad pertengahan itu mungkin tidak akan mengenali iman Kristiani begitu tulis Kevin Kelly dalam isu terbaru yang dimuat majalah Willow – sebuah publikasi dari gereja berpengaruh di Amerika Serikat, Willow Creek Community Church.
Jadi “masuk akal dan bertanggung-jawab jika mengharapkan perubahan di gereja Kristiani” di milenium mendatang, tulisnya.
Di samping akhir zaman akan terjadi pada periode kehidupan itu, Kelly mengemukakan lima skenario lainnya – atau cerita yang masuk akal mengenai seperti apa gereja 3000 Masehi.
Apalagi prospek ke-Kristenan di tahun 3000 masehi? Menurut Kelly, diantaranya adalah bergesernya pusat ke Kristen-an dari pusatnya di Yerusalem menuju Barat.
Inilah lima scenario “ke Kristenan” versi Kevin Kelly sebagaimana dimuat di Willow Creek Community Church.
Skenario Satu
Pusat ke-Kristenan akan terus bergeser ke Barat. Sejak jaman Kristus, pusat gravitas dari gereja Kristiani global secara mantap bergerak ke Barat dari pusatnya di Yerusalem. Ke-Kristenan telah berpindah ke Armenia, Yunani, Roma, kemudian ke Eropa, dan ke Barat lagi ke Amerika Utara dan Selatan.
Banyak laporan yang mengindikasikan bahwa pusat ke-Kristenan saat ini berada di Asia dan Afrika dimana populasi Kristiani meledak. Namun Kelly berkata itu tidak akan berhenti cukup disana.
“Jika pergerakan Barat bergerak seperti yang terjadi selama 2.000 tahun terakhir, pusat gravitas ke-Kristenan akan terus bermigrasi ke Barat mencapai Asia Timur dan Tengah. Misionaris-misionaris baru yang berbasis di Asia pada abad mendatang akan menjangkau orang tidak percata di tempat kelahiran ke-Kristenan.”
Pada akhirnya, episentrum ke-Kristenan akan mengelilingi bumi dan tiba kembali di tempat dimulainya yaitu di Yerusalem.
Itu berarti, “jikalau ke-Kristenan di AS tidak berkurang piciknya dan lebih global, apa yang akan terjadi pada ke-Kristenan 500 tahun mendatang hanya akan menjadi pertunjukan sampingan,” tulis Kelly. “Peristiwa utama akan terjadi di tempat lain di bumi.”
Skenario Dua
Varietas Kristiani, termasuk jumlah pengakuan dan denominasi, akan terus berkembang. Denominasi Kristiani bertumbuh dari 500 pada 1800-an sampai 40.000 pada 2007, kutip Kelly.
Dan tampaknya tidak ada yang akan menghentikan deversifikasi itu.
“Saat ada 72 macam saus mustard di supermarket, pilihan diterima,” tulisnya. “Tidak ada kekuatan utama yang nampak di budaya kita yang akan bekerja melawan meningkatnya varietas dalam pendekatan Kristiani.”
Skenario Tiga
Gereja-gereja di luar arus besar ke-Kristenan akan bertumbuh paling cepat. Pertumbuhan terbesar yang diharapkan dari kelompok-kelompok marginal gereja seperti itu adalah kaum Mormon dan Amish. Akan tetapi, pertumbuhan itu bukannya tanpa kritik. Gereja-gereja ini akan –dan beberapa sudah– dianggap sekte atau sesat oleh kaum ortodoks, kata Kelly.
Namun bagaimanapun juga, Kelly mengatakan “taruhan teraman pasti denominasi terbesar 1.000 tahun dari sekarang belum eksis saat ini.”
Saat ini, gereja terbesar di Amerika Serikat adalah Gereja Lakewood di Houston, sebuah gereja nondenominasional yang memiliki 40.000 pengunjung tiap minggunya. Gereja itu didirikan pada tahun 1959.
Skenario Empat
Adanya mayoritas tantangan yang membanjiri – seperti aborsi, terapi sel induk (stem cell) dan pornografi – yang dihadapi ke-Kristenan milenium mendatang yang digerakkan oleh teknologi-teknologi baru. Kelly menunjuk bahwa tantangan-tantangan saat ini masih jinak jika dibandingkan dengan yang akan datang.
Dan seperti yang telah disaksikan Kristiani, generasi Kristiani berikutnya akan berbicara bahasa Facebook, YouTube, Wikipedia, Twitter dan SMS semudah orang Amerika berbicara bahasa Inggris saat ini.
“Tren jangka panjang adalah lebih banyak teknologi dalam budaya Kristiani; apa yang hilang, dan yang membutuhkan beberapa generasi untuk mensuplainya, adalah pengertian makna spiritual dari teknologi,” tulis Kelly.
Skenario Lima
Sebagaimana budaya terus bergerak maju ke masa depan yang penuh pertanyaan dan keraguan, ke-Kristenan harus “mengembangkan praktek budaya pertanyaan positif, keraguan kudus yang aktif, dan artikulasi yang jelas mengenai apa yang kekal dan apa yang berubah,” catatnya.
Praktek itu tampaknya tidak akan dikonstruksi oleh para teolog, kata Kelly, namun oleh para anggota gereja di dunia dalam bentuk sumbangan konteks media. Semacam “Gereja wiki.”
Komunitas Kristiani semakin menyusut di Eropa sementara komunitas Islam terus berkembang. Dan sementara Islam berubah menjadi radikal dan militan di beberapa belahan dunia, Kelly juga menunjuk jutaan komunitas Islam moderat yang non militan.
“Dalam banyak isu sosial moderat Islam dan konservatif Kristiani memiliki persetujuan yang sama,” katanya. “Mereka sama-sama orang dari buku. Keduanya sama-sama menghormati beberapa nabi yang sama. Mereka setuju terhadap beberapa isu-isu agama seperti doa, seksualitas, dosa dan keluarga.
“Jadi tidak mustahil untuk membayangkan Muslim dan Kristiani menjadi sekutu di perang budaya yang tidak terhindarkan di masa depan. Tidak lebih mustahil dari membayangkan Kristiani dan Yahudi akan menjadi sekutu seribu tahun yang lalu.”
Kelly meramalkan 100 tahun dari sekarang, aliansi konservatif Kristiani-Islam bisa jadi kekuatan politik global yang serius. Tak jelas, siapa yang dimaksudkan dengan ‘aliansi konservatif Kristen-Islam’.
Sementara mungkin tidak ada dari lima skenario di atas yang akan terjadi, mereka dipresentasikan agar dapat memperoleh gambaran yang kuat mengenai tren saat ini, kata Kelly.
“Kadangkala dibutuhkan latihan untuk memperhitungkan ribuan tahun dari sekarang untuk melihat apa yang akan terjadi esok. Hanya dengan memperpanjang tren kita dapat melihat apakah itu akan terus berlangsung, atau bertahan di tengah tren-tren lain, atau jika itu akan memprovokasi kesadaran mengenai sebuah tren yang tidak kita lihat sebelumnya.”
Sayangnya, Kelly tak begitu jelas menyebut, apakah yang dimaksud ‘Islam moderat’ yang dia anggap memiliki kecocokan dengan ‘konservatif Kristen’ itu adalah ‘Islam liberal’. Namun boleh jadi yang dimaksud nilai-nilai yang sama dalam isu agama dan penghormatan pada nabi itu adalah paham ‘pluralisme agama’.
Sumber: Hidayatullah