COX’s BAZAR (Arrahmah.com) – Lima orang dikabarkan tewas dan setidaknya 20.000 Muslim Rohingya menyelamatkan diri dari kobaran api besar yang melanda rumah-rumah gubuk di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh tenggara, kata para pejabat, Senin (22/3/2021), dalam kebakaran ketiga yang menghantam permukiman dalam empat hari ini.
Hampir satu juta minoritas Muslim dari Myanmar – banyak dari mereka melarikan diri dari tindakan keras militer di tanah air mereka pada tahun 2017 – hidup dalam kondisi yang sempit dan jorok di kamp-kamp di distrik Cox’s Bazar.
Para pejabat mengatakan, kebakaran tampaknya dimulai di salah satu dari 34 kamp – yang mencakup sekitar 8.000 acre (3.237 hektar) tanah – sebelum menyebar ke tiga kamp lain.
Para pengungsi melarikan diri dari kobaran api dengan barang apa pun yang bisa mereka bawa.
Dalam video yang dibagikan di media sosial, terlihat asap tebal mengepul dari gubuk-gubuk yang berkobar ketika ratusan petugas pemadam kebakaran dan pekerja bantuan memadamkan api dan menarik para pengungsi ke tempat yang aman.
“Ini adalah kebakaran besar. Sedikitnya 20.000 orang meninggalkan rumah mereka saat api menyebar,” kata pejabat Cox Bazar, Mamunur Rashid, kepada AFP.
“Kami memadamkan api di satu tempat dan api menyebar ke tempat lain,” lanjutnya.
Seorang inspektur polisi, Gazi Salahuddin, mengatakan api padam sekitar tengah malam dan petugas telah mendengar bahwa lima orang termasuk tiga anak-anak dan dua wanita tewas akibat kebakaran tersebut.
“Kami mendengar lima orang tewas akibat kebakaran itu dan mayat mereka berada di kamp,” kata Salahuddin kepada AFP.
Salahuddin mengatakan, api pada awalnya kecil dan terbatas pada jalur sempit, tetapi kemudian meningkat dan menyebar ke kamp lain setelah tabung gas yang digunakan untuk memasak meledak.
Para pejabat mengatakan kepada AFP bahwa penilaian awal menemukan bahwa lebih dari 900 lapak – rumah bagi sekitar 7.400 pengungsi – telah habis terbakar.
Mohammad Yasin, seorang Rohingya yang membantu pemadaman kebakaran, mengatakan bahwa kobaran api berkobar selama lebih dari sepuluh jam, dan ini merupakan kebakaran yang terburuk yang pernah dilihatnya sejak 2017.
(ameera/arrahmah.com)