KABUL (Arrahmah.com) – Sedikitnya lima warga Afghanistan ditembak mati dan puluhan pada hari Rabu (22/2/2012) dalam bentrokan antara polisi dan demonstran yang memprotes pembakaran Al Quran di sebuah pangkalan AS, kata para pejabat.
Di ibukota Kabul dan di provinsi-provinsi di timur, utara dan selatan ibukota, warga Afghanistan yang marah turun ke jalan dan berteriak “Matilah Amerika”. Mereka kesal dan melempar batu serta membakar toko dan kendaraan saat suara tembakan terdengar.
Di timur kota Jalalabad, mahasiswa membakar patung Presiden Barack Obama.
Di Kabul, ratusan orang turun ke jalan Jalalabad, melempar batu ke basis militer AS, Kamp Phoenix, di mana pasukan yang menjaga basis menembak ke udara dan terlihat asap hitam dari pembakaran ban, lansir AFP.
Afghanistan adalah negara yang sangat religius di mana penghinaan terhadap Islam telah sering memicu protes yang berakhir dengan kekerasan.
Sementara itu, komandan AS di Afghanistan, Jenderal John Allen, meminta maaf dan memerintahkan penyelidikan atas insiden ini. Ia mengakui bahwa pihaknya tidak mengetahui ada yang membawa Al Quran dan memasukkannya ke dalam fasilitas insinerasi. Dia juga memerintahkan semua pasukan akan dilatih “penanganan materi keagamaan paling lambat tanggal 3 Maret”.
Menteri Pertahanan AS Leon Panetta juga meminta maaf, dan mengatakan bahwa dia dan Allen “tidak menyetujui perilaku tersebut” dan menjanjikan untuk “melakukan semua langkah yang diperlukan sehingga hal ini tidak pernah terjadi lagi”.
Tiga pengunjuk rasa tewas yang tewas berasal dari distrik Shinwar, provinsi Parwan, yang terletak di sebelah utara Kabul.
Karena kesal dengan perilaku kepolisian, demonstran menyerang polisi anti huru-hara, memaksa mereka untuk mundur, dan tembakan dilepaskan saat mereka mencoba untuk berbaris di pusat ibukota, menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya 11, menurut seorang pejabat kementerian kesehatan.
Juru bicara polisi Ashmat Estanakzai membantah polisi telah melepaskan tembakan. Namun ia mengatakan demonstrasi berubah menjadi kekerasan setelah demonstran menyerang Kamp Phoenix dan memblokir jalan raya utama yang mengarah menuju perbatasan Pakistan.
Unjuk rasa kedua meletus di barat Kabul, yang melibatkan sekitar 100 mahasiswa dan yang ketiga diadakan oleh puluhan orang di luar parlemen sampai mereka diusir oleh polisi anti huru hara.
Dokter Ahmad Ali mengatakan satu orang tewas dan 10 lainnya telah dirawat di rumah sakit Jalalabad akibat luka tembak. (althaf/arrahmah.com)