MANADO (Arrahmah.id) – Sebanyak lima orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi di Manado, Sulawesi Utara. BNPB mengungkapkan bahwa satu orang meninggal akibat banjir, dan empat orang lainnya meninggal akibat tanah longsor.
Tidak hanya itu, sebanyak 400 rumah yang tersebar di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan terendam banjir dengan tinggi muka air antar 80-300 cm, yang terjadi sejak Jumat (27/1/2023).
Akibat banjir dan tanah longsor tersebut, sebanyak 1.021 warga harus mengungsi di sejumlah titik pengungsian.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, mengatakan, Pemerintah Kota Manado juga telah menetapkan status keadaan darurat dengan nomor 27/KEP/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023.
“Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw itu ditetapkan periode status keadaan darurat sejak 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023,” kata Abdul dalam keterangan tertulis, pada Sabtu (28/1).
Saat ini, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto juga sudah berada di Manado untuk memantau langsung penanganan bencana yang terjadi. Sejumlah bantuan juga telah diberikan, yakni untuk Kota Manado sebesar 500 juta dan logistik senilai 250 juta. Sedangkan untuk peralatan meliputi 1.000 selimut, 1.000 matras, 1.000 terpal, 25 tenda ukuran 3×4 dan 25 tenda ukuran 4×4.
Kemudian bantuan untuk Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 700 juta dan logistik senilai 300 juta. Sedangkan untuk peralatan meliputi selimut 3.000 lembar, matras 3.000 buah, terpal 3.000 unit, tenda ukuran 3×4 sebanyak 50 buah dan tenda ukuran 4×4 sebanyak 50 buah.
BNPB juga memberikan dukungan DSP kepada Pemerintah Kabupaten Sangihe untuk operasional dan penanganan banjir sebesar 500 juta dan logistik senilai 250 juta. Sedangkan peralatan meliputi 1.000 selimut, 1.000 matras, 1.000 terpal, tenda ukuran 3×4 sebanyak 25 buah dan tenda ukuran 4×4 sebanyak 25 buah. (rafa/arrahmah.id)