NEW DELHI (Arrahmah.com) – Lima orang, termasuk seorang pemilik warung internet, telah ditahan untuk diinterogasi terkait dengan email yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan mematikan pada Rabu (7/9/2011) lalu di New Delhi yang menewaskan 12 orang, lapor Al Jazeera mengutip sumber kepolisian.
Para pejabat senior polisi mengatakan kepada Reuters pada Kamis (8/9) bahwa mereka menahan pemilik warung internet di wilayah Kishtwar, wilayah Kashmir yang diduduki India, di mana diduga email tersebut dikirimkan dari sana pada Rabu (7/9).
Penyelidikan terkait ledakan segera diserahkan kepada agen intelijen India (NIA) yang didirikan setelah serangan Mumbai pada tahun 2008 untuk menyelidiki dan mencegah serangan teror.
Polisi melancarkan operasi pencarian di hotel, terminal bus, stasiun kereta api dan bandara. Semua jalan keluar dari kota itu juga berada di bawah pengawasan ketat.
Dari puluhan korban luka, 19 masih tetap berada di unit perawatan intensif.
Sketsa wajah pelaku dirilis
Polisi musyrik India juga merilis dua sketsa dimana mereka mengklaim mendapatkannya berdasarkan uraian para saksi yang menyatakan mereka melihat seseorang dengan tas ikut mengantri di luar gedung.
Otoritas India juga menyelidiki klaim tanggung jawab oleh kelompok bersenjata Harkat-ul-Jihad Islami (HUJI), sebuah organisasi perlawanan yang terinspirasi dengan Al Qaeda yang berbasis di Pakistan dan Bangladesh.
Sebelumnya, otoritas mengklaim bahwa Harkat-ul-Jihad Islami (HUJI) yang berbasis di Bangladesh dan Pakistan telah mengirim email yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, lapor Reuters.
“Surat tersebut terlihat sangat serius karena HUJI adalah kelompok ‘teroris’ yang sangat menonjolkan India sebagai salah satu target utama,” ujar SC Sinha, kepala Agen Investigasi Nasional (NIA) kepada wartawan.
Dalam email yang dialamatkan untuk NIA, kelompok tersebut menyeru India untuk mencabut hukuman mati seorang pria yang dihukum sehubungan dengan serangan terhadap parlemen India di tahun 2001 yang kini tengah menunggu proses eksekusi. (haninmazaya/arrahmah.com)