JENIN (Arrahmah.id) — Kelompok militan Jihad Islam mengatakan pasukan keamanan Palestina menahan lima anggota mereka lagi di Jenin dalam semalam.
Dilansir VOA (17/7/2023), penangkapan tersebut diduga atas tekanan Israel yang meminta agar otoritas Palestina (PA) mengambil tindakan lebih keras terhadap Jihad Islam yang beberapa waktu terakhir kerap melakukan tindakan perlawanan pada Israel.
Tidak ada komentar dari Israel atau dari PA yang menjalankan pemerintahan terbatas di beberapa bagian Tepi Barat.
Kota Jenin dan kamp pengungsi besar yang berdekatan telah menjadi jantung dari eskalasi kekerasan di Tepi Barat yang telah memicu kewaspadaan yang meningkat dari Washington hingga dunia Arab.
Kelompok militan menuduh PA lemah dan gagal berbuat cukup untuk melawan Israel.
Kerumunan yang marah menghadapi pejabat senior PA setelah serangan dua hari Israel, dan dalam satu kebuntuan memaksa anggota PA meninggalkan pemakaman untuk 10 orang yang tewas dalam serangan itu.
Juru bicara Jihad Islam Palestina, Daoud Shehab, mengatakan penangkapan semalam membuat jumlah total anggotanya yang ditangkap oleh PA sejak serangan itu menjadi 10 orang.
Dia menambahkan bahwa kelompoknya mencoba untuk memperoleh pembebasan mereka dengan berbicara kepada orang-orang “rasional” di Fatah, gerakan yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas yang mendominasi PA.
PA memprotes operasi Israel, yang disebutnya sebagai kejahatan perang, tetapi tidak dapat melakukan apa pun untuk menghentikannya.
Pejabat PA mengatakan Israel terus-menerus meremehkan otoritas mereka, sehingga mustahil bagi mereka untuk menggunakan otoritas atau menciptakan dasar bagi negara Palestina di Tepi Barat, yang direbut Israel setelah perang Timur Tengah 1967.
Beberapa hari setelah penyerangan, Abbas mengunjungi kamp tersebut dan mengatakan para pekerja akan mulai memperbaiki rumah dan infrastruktur yang rusak. (hanoum/arrahmah.id)