TRIPOLI (Arrahmah.cm) – Libya mengecam komentar Islamofobia Emmanuel Macron baru-baru ini dan menuntut permintaan maaf dari pemimpin Prancis tersebut, Arabi21 melaporkan, Senin (26/10/2020).
Kementerian luar negeri Libya mengecam keras pernyataan kontroversial Macron baru-baru ini tentang Islam, menggambarkannya sebagai sangat ofensif dan menghina Nabi Muhammad.
Dalam sebuah pernyataan kepada Arabi21, juru bicara kementerian luar negeri Libya, Ahmed Al-Qeblawi mengatakan bahwa komentar menghina Macron dirancang untuk memicu kebencian demi keuntungan politiknya, karena itu dia menuntut Macron untuk meminta maaf kepada Umat Islam di seluruh dunia.
Pernyataan tersebut menolak klaim bahwa komentar Macron dilindungi oleh hak kebebasan berbicara.
Ahmed Al-Qeblawi menegaskan bahwa Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa pada 2018 menyatakan bahwa menghina Nabi tidak dianggap sebagai bagian dari kebebasan berekspresi.
Ia meminta presiden Prancis untuk tidak lagi membuat pernyataan provokatif dan mendesaknya untuk mengeluarkan pernyataan kepada lebih dari satu miliar Muslim, termasuk jutaan Muslim Prancis.
Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis juga datang dari kelompok-kelompok di Yordania, Kuwait dan Qatar setelah Presiden Emmanual Macron mengatakan negaranya tidak akan menyerah atas kartun yang menggambarkan Nabi.
Di Arab Saudi, ekonomi terbesar di dunia Arab, tagar yang menyerukan boikot supermarket Prancis, Carrefour menjadi trending kedua pada Ahad (25/10).
Kementerian luar negeri Prancis akhirnya mendesak negara-negara tersebut memboikot produk-produk mereka dan memastikan keamanan warga Prancis.
(ameera/arrahmah.com)