TRIPOLI (Arrahmah.com) – Libya meminta Amman untuk memerangi sisa-sia rezim diktator Muammar Gaddafi jika ditemukan di Yordania, seperti diungkapkan dalam pernyataan pemerintah pada Rabu (8/2/2012), karena kedua negara berjanji untuk meningkatkan hubungan mereka.
“Libya meminta bantuan Yordania dalam memerangi sisa-sisa rezim lama jika mereka ditemukan di Yordania,” dikutip dari pernyataan Perdana Menteri interim, Abdel Rahim al-KiB, pada rekannya dari Yordania, Awn Khasawneh, pada pertemuan Selasa malam (7/2).
Dia mengatakan bantuan Yordania akan sangat membantu “menjaga keamanan di dalam Libya.”
Khasawneh sedang melakukan kunjungan resmi ke Tripoli pada hari Selasa (7/2) dan mengadakan serangkaian pertemuan dengan para pejabat Libya, termasuk Kib dan Mustafa Abdel Jalil, kepala Dewan Transisi Nasional yang berkuasa di Libya saat ini.
Yordania telah menjadi pendukung utama penguasa baru Libya sejak bulan-bulan awal revolusi anti-Kadhafi yang meletus pada Februari 2011.
Negara Arab Sunni ini juga telah menandatangani nota kesepahaman untuk melatih sekitar 10.000 bekas pemberontak yang membantu menggulingkan Gaddafi dalam rangka mengintegrasikan mereka ke kementerian dalam negeri Libya.
Libya memilih Yordania untuk melatih para pejuang karena pengalaman Amman dalam melatih polisi Irak dengan bantuan Amerika Serikat.
Libya dan Yordania berjanji untuk lebih meningkatkan hubungan mereka dalam beberapa bidang, termasuk sumber daya manusia, seperti terungkap dalam pernyataan dari kantor Kib.
“Yordan akan bekerja sama dalam membangun Libya baru,” dikutip dari pernyataan Khasawneh mengatakan ketika Kib mengucapkan terima kasih atas bantuan Amman dalam revolusi Februari. (althaf/arrahmah.com)