TRIPOLI (Arrahmah.com) – Menteri dalam negeri Libya menyuarakan harapan bahwa Presiden AS yang akan datang Joe Biden akan mendukung upaya untuk mencapai stabilitas di negaranya yang dilanda perang.
“Kami berharap pemerintahan baru memiliki peran utama dalam stabilitas dan rekonsiliasi Libya,” kata Fathi Bashagha dalam wawancara dengan Associated Press yang diterbitkan pada Jumat (8/1/2021).
Biden akan mulai menjabat pada 20 Januari.
Bashagha mencatat bahwa AS memainkan peran penting pada 2016 dalam perang melawan kelompok teror Daesh / ISIS di kota pesisir Sirte.
Dia mengatakan pemerintahnya telah memberi tahu Rusia bahwa Libya siap untuk melakukan pembicaraan jika tentara bayaran yang diawasi Rusia meninggalkan negeri itu, yang kemungkinan mengacu pada Grup Wagner.
Bashagha juga mengatakan pemerintahnya sedang merencanakan tindakan keras terhadap militan dan penyelundup manusia di Libya barat bekerja sama dengan Turki. Dia juga mengundang AS untuk membantu.
Pemerintah Libya yang ada di bawah kepemimpinan Fayez Al-Serraj telah memerangi milisi Khalifa Haftar sejak April 2019 dalam konflik yang telah merenggut ribuan nyawa.
Di bawah pakta keamanan yang ditandatangani pada musim gugur 2019, Turki telah membantu pemerintah sah Libya dalam perjuangannya.
Pada 23 Oktober, pihak yang bertikai menyetujui gencatan senjata di bawah mediasi PBB untuk membuka jalan bagi dialog dan penyelesaian politik. Namun, milisi Haftar secara teratur melanggar gencatan senjata. (Althaf/arrahmah.com)