PARIS (Arrahmah.id) – Sebuah kartun yang menggambarkan kelaparan warga Palestina di Gaza selama bulan suci Ramadhan, yang diterbitkan di harian Prancis, Liberation, memicu kemarahan di media sosial, dan beberapa orang mengkritik harian tersebut karena mengejek genosida yang dialami warga Palestina di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Kartun berjudul “Ramadhan di Gaza – Awal Bulan Puasa” ini digambar oleh Corinne Rey, mantan kartunis majalah satir ternama, Charlie Hebdo.
France’s left-wing newspaper Liberation publishes a cartoon mocking Muslims in Gaza, who are being starved to death by Israel. pic.twitter.com/eWQCmrRjxd
— Quds News Network (@QudsNen) March 11, 2024
Gambar tersebut menggambarkan sebuah kota yang hancur di latar belakang dan sebuah tangan mencuat dari reruntuhan, sementara seorang pria yang terengah-engah mengejar dua tikus dan serangga di jalan. Seorang wanita duduk di jalan bersama seorang anak laki-laki yang kelaparan di sampingnya dan dengan marah memperingatkan pria yang sedang berlari tersebut, dengan mengatakan, “tidak sebelum matahari terbenam,” mengacu pada praktik puasa dalam Islam.
Pengguna media sosial meninggalkan komentar marah di bawah unggahan Liberation di X, mengungkapkan kemarahan mereka terhadap kartun tersebut yang mengejek kelaparan yang dialami warga Gaza tersebut.
“Lihatlah kejatuhan Barat yang telah lama digembar-gemborkan. Sejarah akan mencatat kemerosotan moral ini sebelum hilangnya kekuasaan dan hak istimewa global yang tak terelakkan,” cuit @stephenroche73.
“Sayangnya tidak mengherankan jika datang dari mereka. Presiden mereka pernah memerintahkan pemasangan baliho yang mengejek Nabi kita tercinta (SAW). Kebencian terhadap Muslim dapat diterima oleh banyak orang di masyarakat mereka. Hal ini merendahkan martabat mereka, bukan anak-anak yang dibantai secara massal,” sahut yang lain.
“Mereka menyebutnya dengan “kebebasan berbicara” ketika mereka mengejek umat Islam. Coba ganti orang Muslim dengan orang Yahudi dan lihat apa yang terjadi,” akun @ak1981uk ikut memberikan komentar.
“Ini menjijikkan. Saya orang Inggris, berkulit putih, bukan Muslim dan menurut saya ini memuakkan, tidak lucu sama sekali dan tidak ada gunanya secara politis. Ini bukan kartun. Ini ujaran kebencian,” sahut @bronwengwriter.
“Tampaknya surat kabar ini rasis dan tidak memiliki rasa kemanusiaan. Kartun ini mengejek kelaparan yang diderita orang-orang di Gaza,” kecam @Azzadi99.
Banyak pengguna yang percaya bahwa kartun tersebut jelas-jelas mengejek warga Gaza, yang kehilangan kebutuhan dasar dan bantuan kemanusiaan, sehingga membuat mereka kelaparan.
Liberation adalah harian Prancis milik seorang miliarder dan investor “Israel”, Patrick Drahi. Ia adalah pendiri dan pemegang saham pengendali grup telekomunikasi Altice yang berbasis di Eropa. (zarahamala/arrahmah.id)