YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Mujahidin menyampaikan surat terbuka terkait melibatkan umat Islam –secara terpaksa atau dipaksa– mengikuti perayaan Natal oleh otoritas pemerintahan atau perusahaan. Masyarakat Muslim di kalangan pegawai negeri sipil maupun militer, terutama para pekerja dan buruh di perusahaan-perusahaan swasta non-muslim mengalami kegelisahan sosial dengan kegiatan tersebut .
“Dalam keyakinan Islam, ajakan seperti ini bukanlah toleransi, melainkan intimadasi serta upaya pemurtadan. Atas dasar kenyataan itu, Majelis Mujahidin menyampaikan surat terbuka demi terciptanya kehidupan sosial keagamaan yang harmonis di tengah masyarakat yang plural,” demikian penjelasan Majelis Mujahidin di Yogyakarta, Ahad (13/12/2015).
Lebih jauh Majelis Mujahidin menyatakan bahwa sikap intoleransi dan intimidasi merupakan prilaku manusia tidak beradab yang akan merusak hubungan antar pemeluk agama, sehingga dapat memicu konflik horizontal yang tidak kita inginkan bersama.
Untuk itu Majelis Mujahidin meminta pemerintah supaya bersikap tegas, menyeru setiap pemeluk agama agar berpegang teguh pada ajaran agamanya masing-masing, tanpa melibatkan pemeluk agama lain dalam perayaan agamanya. (azmuttaqin/arrahmah.com)