BEIRUT (Arrahmah.com) — Menteri Luar Negeri Libanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan Arab Saudi mendikte persyaratan yang tidak mungkin dengan meminta pemerintah Lebanon untuk mengurangi peran kelompok Syiah Hizbullah yang didukung Iran. Menurutnya, perselisihan Beirut dengan Riyadh dapat diselesaikan jika Saudi setuju untuk berdialog dengan kabinet Libanon yang baru.
“Jika mereka hanya ingin kepala Hizbullah di atas piring, kami tidak bisa memberikan itu kepada mereka,” kata Habib, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/11/2021).
“Hizbullah adalah komponen politik di Libanon. Ini memiliki dimensi bersenjata regional. Ini di luar apa yang bisa kita selesaikan,” katanya.
Libanon menghadapi keretakan terburuknya dengan negara-negara Teluk Arab, yang didorong oleh komentar kritis seorang menteri tentang intervensi yang dipimpin koalisi Saudi di Yaman yang menggambarkan perang di sana sebagai hal sia-sia.
Arab Saudi dan beberapa sekutu Teluk Arab marah terhadap pernyataan yang dibuat oleh Menteri Informasi Libanon tersebut.
Imbasnya, Riyadh mengusir duta besar Libanon, melarang semua impor dari Libanon, dan memanggil utusannya untuk konsultasi.
Kuwait dan Bahrain mengikutinya dengan mengusir utusan tertinggi di ibu kota mereka sendiri, sementara Uni Emirat Arab menarik semua diplomatnya dari Beirut.
Arab Saudi mengatakan tindakannya didorong tidak hanya oleh komentar George Kordahi, tetapi lebih berakar pada keberatannya terhadap meningkatnya dominasi kelompok bersenjata Syiah Hizbullah atas politik Libanon.
Bou Habib mengatakan, dia yakin dialog timbal balik antara Libanon dan Arab Saudi adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan perselisihan. Namun dia menambahkan, bahwa tidak ada pertemuan di tingkat manapun antara kedua belah pihak, sejak kabinet Perdana Menteri Najib Mikati dibentuk pada 10 September.
“Belum ada dialog (dengan Arab Saudi), bahkan sebelum masalah dengan menteri Kordahi. Duta besar Saudi di sini (Libanon) tidak pernah berkomunikasi dengan kami,” kata Habib.
“Dia (duta besar Saudi) ada di sini dan berkomunikasi dengan banyak politisi Libanon, tetapi dia tidak berkomunikasi dengan kami,” katanya.
Menurut Habib, pihaknya perlu tahu apa yang Saudi inginkan. “Kami lebih memilih dialog daripada mendikte,” ucapnya. Kordahi sendiri telah menolak untuk mengundurkan diri atas insiden itu, tetapi Habib mengatakan tidak jelas apakah pengunduran dirinya akan menyelesaikan keretakan dengan Saudi pada saat ini. (hanoum/arrahmah.com)