JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemimpin Sekte Tahta Suci Kerajaan Tuhan, Lia Aminudin atau dikenal dengan Lia Eden meninggal dunia pada Jumat (9/4).
Kabar meninggalnya Lia Eden diumumkan oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) melalui akun media sosial mereka pada Ahad (11/4).
“Selamat jalan, Lia Eden. Beristirahatlah dalam kemenangan yang mahadamai. Estafet perjuanganmu berlanjut senantiasa: urusan setiap warga dengan Tuhannya tidak bisa dibatasi dan dikurangi oleh negara, apalagi dipenjara,” tulis akun tersebut, Ahad (11/4/2021)
“Paduka Bunda Lia Eden, demikian para pengikutnya menyapa, bersama komunitas Salamullahnya adalah simbol perjuangan kebebasan beragama dan berkeyakinan,” lanjutnya.
Pada 2005 Indonesia pernah digegerkan oleh kemunculan Lia Eden yang mengaku mendapatkan wahyu dari Jibril.
Pada masa kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Lia Eden telah dipenjara dua kali yakni pada tahun 2006 dan 2008 dengan pasal penodaan agama.
Lia Eden pernah mengaku mendapat wahyu dari malaikat Jibril untuk mendakwahkan aliran kepercayaan baru melanjutkan ajaran tiga agama samawi, yakni Yahudi, Kristen dan Islam.
Aliran baru tersebut juga diklaim menyatukan agama-agama besar lainnya termasuk Budha dan Hindu di Indonesia.
Lia Eden kemudian mendirikan sebuah jemaat yang disebut Salamullah untuk menyebarluaskan ajarannya.
Dia secara kontroversial mengaku sebagai titisan Bunda Maria dan ditugaskan Jibril untuk mengabarkan kedatangan Yesus Kristus ke muka bumi.
Beberapa ajaran Salamullah yang membuat heboh antara lain, salat dalam dua bahasa sah, mengonsumsi babi halal, dan mengadakan ritual penyucian.
Hal ini membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa, Lia Eden menyebarkan aliran sesat dan melarang perkumpulan Salamullah pada bulan Desember 1997.
(ameera/arrahmah.com)