JAKARTA (Arrahmah.id) – Semakin banyak orang tua di Kanada dan Amerika Serikat (AS), yang melayangkan protes terhadap sekolah-sekolah karena memasukkan kurikulum yang mempromosikan nilai-nilai Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Berbagai penolakan juga mulai tampak di dua negara tersebtu. Sebagian masyarakat bahakan tidak ragu untuk menyobek bendera LGBT.
Melihat fenomena tersebut, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ahmad Zubaidi menegaskan bahwa pada akhirnya LGBT akan ditentang di mana-mana.
“LGBT pada akhirnya akan ditentang di mana pun karena jelas-jelas bertentangan dengan keberlangsungan umat manusia,” ujar Kiai Zubaidi pada Kamis (15/6/2023), seperti dilansir Republika.co.id.
Kendati demikian, Kiai Zubaidi memaparkan bahwa akan tetap ada bangsa-bangsa yang menerima LGBT sebagaimana manusia pada umumnya. Hak itu disebabkan karena mereka belum merasakan dampak negatif dari LGBT, baik dari segi keturunan ke depannya maupun kerusakan moral yang akan ditimbulkannya.
Jika bangsa-bangsa itu sudah mengetahui dampak negatif dari LGBT, maka mereka pun akan menentang keras penyimpangan itu.
“Kalau mau jujur, pada bangsa yang liberal sekalipun, mereka tidak ingin ada anggota keluarganya yang LGBT, apalagi pada anak-anak mereka,” ucap Kiai Zubaidi.
Hanya saja, proses sampai mereka menyadari dampak negatif LGBT inilah yang perlu dikhawatirkan. Karena, menurut dia, mereka baru akan merasakan dampak negatifnya setelah kurun waktu yang lama.
Kiai Zubaidi mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara yang menolak LGBT juga dapat menerima dampaknya jika bangsa-bangsa itu terus mempromosikan LGBT.
“Sepertinya kita di negara yang mayoritas menolak LGBT pun turut terkena dampaknya,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa LGBT sudah jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Namun meski demikian, orang-orang yang sudah terpengaruh dengan LGBT tidak boleh dikucilkan, tetapi harus didorong agar kembali ke jalan yang lurus.
“Kalau dalam perspektif Islam sudah sangat jelas perilaku LGBT itu bertentangan dengan Islam. Namun demikian, kalau ada orang LGBT kita tidak boleh malah mengucilkan, tetapi sebaliknya kita harus dorong membantu mereka kembali kepada jalan yang benar,” pungkasnya. (rafa/arrahmah.id)