JAKARTA (Arrahmah.com) – Muhammad Nasir Djamil Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat menegaskan kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) merupakan ancaman serius bagi bangsa Indonesia.
“Kelompok LGBT tidak boleh dibiarkan berkembang dan diberi ruang segala aktivitasnya. Apalagi komunitas LGBT yang disinyalir masuk ke kampus-kampus dengan kelompok kajian atau diskusi-diskusi ilmiah,” kata Nasir di Jakarta, Jumat (22/1/2016), lansir Antara.
Dia mengatakan pihak kampus semestinya lebih peduli dan sensitif membentengi mahasiswanya dari upaya-upaya penyusupan paham LGBT. Menurut dia, perlu ada ketegasan dalam mencegah paham yang merusak bangsa itu.
Para ulama, pintanya, dituntut untuk secara serius memberikan arahan, bimbingan, pengajaran, sekaligus teladan kepada masyarakat dalam menghadapi virus ini.
“Bahkah para ulama sebisa mungkin juga mesti terus meningkatkan metodologi dan cara dakwahnya di era yang semakin canggih ini sehingga seruannya dapat menyentuh semua lapisan,” jelas Nasir.
LGBT ditengarai mulai menyasar kampus-kampus universitas ternama di ibu kota, melalui kajian-kajian bertemakan masalah-masalah reproduksi dan psikologi.
Meski demikian sejumlah pimpinan perguruan tinggi menolak paham LGBT masuk kampus. Seperti ditunjukan Univeristas Dipinegoro dan Universitas Lampung.
Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Hasriadi Mat Akin. Hasriadi, lansir radarlampung (4/12/2015), menegaskan sikapnya terkait isu paham lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) masuk kampus saat konferensi pers di ruang rektorat. Dia memastikan menolak paham LGBT masuk Unila.
”Ditinjau dari sudut agama dan budaya, (LGBT) itu menyimpang. Saya tidak akan pernah mengizinkan karena dapat merusak karakter bangsa. Mudah-mudahan pesan ini sampai ke masyarakat,” ujarnya. (azm/arrahmah.com)