WASHINGTON (Arrahmah.com) – Rencana perdamaian AS akan menjamin akses dunia Muslim ke situs-situs suci di Yerusalem, Jared Kushner mengatakan pada Rabu (29/1/2020), saat ia membela kesepakatan itu dengan menawarkan lebih dari sekadar kewarganegaraan Palestina.
Penasihat senior sekaligus menantu Donald Trump, yang memiliki peran penting dalam mempersiapkan rencana itu, mengatakan Palestina masih bisa menegosiasikan aspek-aspek dari kesepakatan yang diumumkan Selasa (28/1).
Namun dia menjelaskan salah satu prioritas kesepakatan itu adalah untuk mengatasi keprihatinan dunia Arab dan Muslim yang lebih besar tentang status Masjid Al-Aqsha dan Haram Al-Sharif, yang disebut ‘Israel’ sebagai Temple Mount.
“‘Israel’, atas perintah Amerika, membuat komitmen tegas mengatakan bahwa setiap Muslim yang ingin datang dan beribadah di masjid dipersilakan untuk melakukannya,” Kushner mengatakan kepada wartawan.
“Adalah hal yang sangat penting untuk diklarifikasi di Timur Tengah dan dunia Islam, bahwa ‘Israel’ sekarang bersedia untuk menyambut setiap Muslim yang ingin berkunjung, dan bahwa Masjid Al-Aqsha tidak sedang diserang dan Yerusalem adalah kota terbuka.”
Kushner juga mengklaim rencana perdamaian itu mendekonstruksi narasi propaganda kelompok-kelompok jihad seperti Daesh, yang telah menggunakan penderitaan warga Palestina sebagai masalah untuk terlibat dalam kekerasan dan ‘terorisme’.
“Tawaran ini menghilangkan argumen dari para jihadis … pada dasarnya Palestina memiliki kesempatan untuk negara dan memiliki ibukota di Yerusalem timur,” tutur Kushner.
Dia mengatakan Palestina harus menunjukkan bahwa mereka siap untuk memiliki bangsanya sendiri karena dunia Arab tidak mampu memiliki negara gagal lainnya.
“Anda melihat apa yang terjadi di Yaman, anda melihat apa yang terjadi di Suriah dengan perang saudara dan di Libya. Itu menjadi ruang hampa bagi para jihadis yang kemudian mengancam orang-orang yang ingin menjalani kehidupan mereka dengan damai. anda tidak dapat memiliki negara yang gagal di sana di sekitar Yordania, ‘Israel’ dan Mesir. ”
Setidaknya tiga negara Arab menghadiri rencana perdamaian Trump pada hari Selasa (28/1) – Oman, UEA dan Bahrain. Kushner mengatakan dia percaya melindungi Masjid Al-Aqsha adalah kunci untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara Muslim dan Arab lainnya.
Kushner memberi peringatan keras kepada Palestina, mengatakan rencana itu “bisa dinegosiasikan”.
“Sementara ini terus berlangsung, ‘Israel’ masih terus mengambil semakin banyak lahan dan mereka belum tertarik untuk menyelesaikan kesepakatan,” kata Kushner.
“Dan kemudian orang Palestina, mereka terus mendapatkan miliaran dolar bantuan dari banyak negara di seluruh dunia. Mereka menjadikan ini alasan internasional. Mereka telah membangun bisnis yang menguntungkan. Banyak pemimpin mereka kaya, teman mereka kaya, keluarga mereka kaya, dan mereka benar-benar tidak peduli dengan nasib rakyat.”
Kushner mengatakan bahwa jika Palestina bergabung dengan proses itu, ‘Israel’ akan fleksibel untuk menegosiasikan berbagai masalah dan spesifikasi rencana. Tetapi, jika mereka menolak, AS akan beralih ke prioritas lain.
“Orang-orang Palestina selama 25 tahun terakhir belum menunjukkan kemampuan bahwa mereka dapat menjalankan diri mereka secara bertanggung jawab,” kata Kushner.
“Kami menciptakan sebuah kerangka kerja bahwa jika mereka tertarik – itu adalah kerja keras — alih-alih berlomba-lomba menyatakan kemarahan, mereka memiliki kesempatan untuk melakukannya.”
Duta Besar AS untuk ‘Israel’ David Friedman mengatakan kepada wartawan kemudian bahwa tidak ada yang akan berubah dalam waktu dekat sampai diskusi dimulai.
“Kami ingin daerah itu terbuka dan bebas sehubungan dengan agama. Di ‘Israel’ dan negara Palestina,” kata Friedman, menjelaskan itu juga berarti orang Yahudi akan memiliki akses ke “Temple Mount”. (Althaf/arrahmah.com)