OSLO (Arrahmah.com) – Dewan Etik Sovereign Wealth Fund (SWF) Norwegia, yang merupakan pendanaan negara terbesar di dunia, telah merekomendasikan untuk menyingkirkan sejumlah perusahaan “Israel” dari investasi Norwegia, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center, Senin (25/8/2014).
Keputusan Norwegia itu sebagai tanggapan atas berbagai protes terhadap kontribusi perusahaan-perusahan tersebut dalam pengepungan “Israel” di Gaza dan perluasan permukiman “Israel”, dimana hal itu melanggar standar investasi yang ditetapkan oleh Dewan Etika SWF.
Menurut pedoman etika, SWF tidak dapat menginvestasikan uang terhadap perusahaan yang memproduksi senjata atau perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung melanggar hak asasi manusia.
SWF didirikan pada tahun 1990 untuk melayani masyarakat Norwegia. Dana tersebut berganti nama pada Januari 2006 dari nama sebelumnya: The Petroleum Fund of Norway, atau sering disebut sebagai The Oil Fund.
Anggota Dewan Etik SWF Profesor Dag Olav Hessen mengatakan bahwa Departemen Keuangan telah mulai melakukan penyelidikan terhadap perusahaan listrik “Israel” yang telah memutuskan aliran listrik ke Gaza dan/atau mengurangi jumlah asupan listrik ke wilayah Gaza yang terkepung.
Hessen menunjukkan bahwa daftar perusahaan yang diboikot tersebut meliputi beberapa perusahaan “Israel” yang lain seperti Elbit Systems yang merupakan perusahaan elektronik pertahanan internasional yang berbasis di “Israel” yang bergerak dalam berbagai program di seluruh dunia. Perusahaan tersebut beroperasi di bidang sistem kedirgantaraan, darat dan laut, komando, pengendalian, komunikasi, komputer, pengawasan dan pengintaian intelijen (“C4ISR”), sistem pesawat tak berawak (“UAS”), elektro-optik canggih, sistem elektro-optik ruang angkasa, rangkaian EW, sistem sinyal intelijen (“SIGINT”), data link dan sistem komunikasi serta radio.
Daftar boikot juga termasuk perusahaan Afrika-Israel dan anak perusahaannya atas kontribusinya terhadap aktivitas ilegal di wilayah pendudukan Yerusalem, begitu juga dengan perusahaan konstruksi “Israel” yang berkontribusi dalam perluasan pemukiman di hamparan wilayah Palestina yang diduduki.
(ameera/arrahmah.com)