Perdana Menteri Australia John Howard adalah keturunan pencuri yang dihukum, baik dari garis keturunan ibu maupun ayahnya, ungkap laporan koran, Rabu (14/02) kemarin. Alih-alih jadi aib, penemuan itu justru membuat pengacara konservatif berusia 67 tahun tersebut menjadi “keren”, tulis koran Daily Telegraph.
Sebagaimana diketahui, sekitar 157 ribu narapidana dibuang dari Inggris ke Australia antara 1788 hingga 1868. Di masa lalu, kenyataan itu dianggap sesuatu yang memalukan, tetapi akhir-akhir ini, sejarah tersebut malah menjadi suatu kebanggaan karena menunjukkan sifat berani melawan.
“Bagi orang Australia, mendapati bahwa nenek moyangnya adalah narapidana adalah seperti mendapatkan “Holy Grail” (salah satu legenda penelusuran nenek moyang), terutama jika mengetahui bahwa nenek moyangnya termasuk dalam armada pertama (yang tiba di Australia),” kata Heather Garnsey dari “Society of Australian Genealogists”.
“Banyak orang ingin beromantis ria dengan masa kedatangan narapidana. Saya punya gurauan, kalau di Australia, pada tingkat tertentu, hal itu sepadan dengan (jika nenek moyangnya adalah) keluarga kerajaan.”
Penghormatan atas nenek moyang yang narapidana itu mulai terjadi pada dasawarsa 80-an, bersamaan dengan peringatan 200 tahun negara tersebut
“Dulunya, semua orang mengingkari hal itu,” kata Garnsey
Ayah Howard, Lyall, punya kakek buyut bernama William Tooley yang dihukum karena terlibat pencurian jam dari cangkang kura-kura dan dibuang seumur hidup ke Australia dengan menggunakan kapal “Fanny” pada 1816, kata Daily Telegraph.
Sementara itu, Mona, ibunda Howard, merupakan keturunan Thomas Barker, yang dibuang ke Australia karena terlibat perampokan dan mendarat di Bengal Merchant pada 1835.
Asal usul keluarga perdana menteri itu muncul dalam serial khusus akhir pekan. Koran itu membantu warga Australia melacak nenek moyang mereka…dan gen narapidana yang berharga. [rsd/kpl/hid]