MALANG (Arrahmah.id) – Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang menewaskan lebih dari 130 orang pada Sabtu (1/10/2022) menjadi sorotan dunia, tidak terkecuali para pesepakbola yang menyayangkan tragedi tersebut.
Para legenda sepak bola dunia mengungkapkan pesan belasungkawa atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan supporter.
Legenda Liverpool, Michael Owen, mengirim pesan duka cita untuk para korban di media sosial. Pria Inggris itu mengaku kaget mendengar kabar yang terjadi di Kanjuruhan.
“Berita menghebohkan keluar dari Indonesia tentang peristiwa di stadion Kanjuruhan di Malang. Pikiran saya bersama semua orang yang terpengaruh,” cuit Owen di Twitter.
Owen bukan satu-satunya legenda Liverpool yang angkat suara. Ian Rush juga mengucap belasungkawa kepada para korban tragedi Kanjuruhan dan keluarga yang ditinggalkan.
“Berita duka dari Stadion Kanjuruhan di Indonesia. Pikiran dan doa untuk semua keluarga dan orang-orang yang terdampak,” ujar Rush.
Ucapan duka cita juga datang dari legenda Manchester United, Wayne Rooney. Wazza amat sedih mengetahui kejadian memilukan di Kanjuruhan.
“Miris sekali mendengar kejadian di Stadion Kanjuruhan di Indonesia tadi malam. Berita mengejutkan. Pikiran saya bersama semua keluarga dan teman dan seluruh pihak yang terpengaruh,” kata Rooney via akun Twitter miliknya.
Mantan bomber Timnas Jerman, Lukas Podolski, punya cara tersendiri menyampaikan belasungkawa. Dia menuliskan pesan berbahasa Indonesia di Twitter.
“Untuk orang-orang di Malang: ‘TURUT BERDUKA CITA’. Bangkit Bola #Indonesia #RIP,” tulis Podolski.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menjadi markas dari klub Arema FC. Kerusuhan tersebut dipicu oleh kekecewaan beberapa supporter Arema yang tidak terima tim kesayangannya kalah melawan Persebaya Surabaya.
Beberapa fans Arema, yang terkenal dengan nama Aremania, kemudian memasuki lapangan. Aparat keamanan mencoba menghalau para penggemar tersebut dengan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan.
Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun yang dipadati penonton. Fans yang panik berusaha keluar dari stadion, tapi tertahan di dalam dan berdesak-desakan hingga jatuh banyak korban jiwa.
Penggunaan gas air mata oleh polisi menjadi sorotan dalam kejadian ini. Padahal dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Saferty dan Security Regulations), petugas keamanan tidak diperkenankan memakai gas air mata.
Hal itu sebagaimana tertulis di pasal 19 b tentang petugas penjaga keamanan lapangan (Pitchside stewards), yang berbunyi, “No firearms or ‘crowd control gas’ shall be carried or used (senjata api atau ‘gas pengendali massa’ tidak boleh dibawa atau digunakan). (rafa/arrahmah.id)