MOSKOW (Arrahmah.com) – Ledakan terjadi di sebuah pemberhentian bus pada Rabu (9/3/2011) di dekat pusat pelatihan untuk teroris FSB di Moskow, tidak melukai siapa pun, ujar polisi dan teroris Rusia “komite anti-teror nasional”.
“Sebuah bom ranjau meledak di sebuah stasiun bus sekitar pukul 16.30,” ujar jurubicara “Komite anti-teror nasional”, Nikolai Sintsov.
Seorang jurubicara kepolisian teroris Rusia mengonfirmasikan tidak ada korban akibat ledakan di dekat Akademi FSB, yang melatih teroris Rusia untuk masa depan. Ledakan datang di hari pertama kunjungan Wakil Presiden negara penjajah AS, Joe Biden.
Agen berita Interfax mengutip pernyataan “Komite anti-teror nasional” menuliskan ada beberapa kerusakan mobil di dekat pemberhentian bus.
Menurut data resmi yang ditulis media Rusia, kekuatan ledakan sekitar 400 gram TNT. Bom ranjau berisi paku.
Sumber kepolisian teroris Rusia mengatakan bahwa ledakan itu terjadi di Michurinsky Aveneu No. 70, sedang Akademi FSB berlokasi di No. 90 yang berlawanan dengan itu.
Rusia secara resmi menyatakan bahwa ledakan tersebut merupakan aksi “teroris”.
FSB tidak menutup kemungkinan bahwa ledakan adalah salah satu tanda bahwa operasi sabotase lain akan lebih serius.
“Ledakan, untuk beberapa alasan, telah meledak lebih awal dari yang direncanakan, yang menjelaskan tidak adanya korban dalam ledakan,” seorang agen FSB menjelaskan kepada wartawan.
Pada gilirannya, sumber RIA Novosti tidak menutup kemungkinan bahwa ledakan itu mungkin telah menjadi peringatan untuk FSB menghadapi operasi berdarah.
Setelah ledakan, keamanan diperketat di Moskow.
FSB merupakan pengganti utama KGB di masa Uni Soviet, merupakan simbol kekuasaan di bawah Putin. (haninmazaya/arrahmah.com)