GAZA (Arrahmah.id) – Sedikitnya lima warga Palestina tewas dan 25 lainnya terluka dalam sebuah ledakan di dekat pagar pemisah di sepanjang perbatasan “Israel” dengan Gaza, demikian menurut Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza.
Penyebab ledakan tidak segera diketahui.
Ledakan pada Rabu (13/9/2023) itu terjadi saat demonstrasi di sepanjang pagar yang menandai peringatan penarikan “Israel” dari Jalur Gaza pada tahun 2005. Acara di perbatasan timur Gaza itu diselenggarakan oleh Hamas, kelompok Palestina yang telah memerintah wilayah itu sejak 2007, lansir Al Jazeera.
Para demonstran mengatakan bahwa tentara pendudukan “Israel” menembakkan gas air mata sebelum terjadinya ledakan mematikan tersebut.
Para saksi mata mengatakan kepada media lokal bahwa ketika Unit Teknik Bahan Peledak Palestina berusaha menjinakkan sebuah alat peledak, pasukan “Israel” melepaskan tembakan, mencegah mereka melarikan diri dari ledakan.
Tentara “Israel”, yang telah melakukan beberapa kali pengeboman mematikan di daerah kantong yang terkepung itu, membantah terlibat. Mereka mengklaim bahwa para demonstran berusaha melemparkan bom melewati pagar ketika alat tersebut meledak. Mereka merilis sebuah video udara yang menunjukkan ledakan di sepanjang pagar. Puing-puing beterbangan ke udara, dan beberapa orang terlihat melarikan diri.
Sebelumnya, para peserta aksi mengibarkan bendera Palestina dan membakar ban untuk merayakan ulang tahun penarikan “Israel”.
Suhail al-Hindi, seorang pemimpin Hamas, memuji berakhirnya apa yang ia gambarkan sebagai “pendudukan ‘Israel’ yang kejam”.
Daerah kantong berpenduduk dua juta orang itu tetap berada di bawah blokade darat, laut, dan udara “Israel” dengan kontrol ketat atas pergerakan orang dan barang.
“Israel” telah membenarkan tindakan keras tersebut dengan mengklaim bahwa hal itu diperlukan untuk mencegah Hamas mempersenjatai diri. (haninmazaya/arrahmah.id)