KAIRO (Arrahmah.com) – Ledakan kuat mematikan yang berasal dari bom mobil, mengguncang markas polisi junta Mesir di utara Kairo, menewaskan 14 orang dan melukai 120 lainnya.
Beberapa bagian dari gedung lima lantai yang terletak di kota Mansoura runtuh setelah ledakan terjadi pada Selasa (24/12/2013) dan polisi mengevakuasi bangunan sekitarnya.
Pemerintah interim Mesir yang didukung militer menuduh Ikhwanul Muslimin mendalangi serangan itu.
Agen berita Middle East News mengutip pernyataan juru bicara kabinet, Sherif Shawki mengklaim “Ikhwanul Muslimin menunjukkan wajah jelek mereka sebagai ‘organisasi teroris’ menumpahkan darah dan mengacaukan keamanan Mesir.”
Kementerian Dalam Negeri mengatakan van polisi dengan 15 personil polisi di dalamnya yang terparkir di samping gedung, hancur. Empat jenazah ditarik keluar dari kendaraan dan tim penyelamat sedang melakukan pencarian untuk menemukan korban lainnya, lansir Al Jazeera.
Al Jazeera juga melaporkan bahwa lima petinggi polisi termasuk di antara korban tewas dan dua perwira senior lainnya mengalami kondisi kritis.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, namun Al Jazeera mengatakan bahwa informasi awal menunjukkan kemungkinan penyerang memiliki informasi dari dalam tentang siapa saja yang hadir pada pertemuan di gedung itu.
Omar al-Shawatsi, gubernur Dakhalya, mengatakan kepada media pemerintah bahwa semua korban adalah polisi.
“Ledakan itu disebabkan oleh bom mobil,” ujar Shawatsi.
Dampak dari ledakan itu terasa sekitar 20 kilometer jauhnya dan menghancurkan jendela bangunan di dekatnya, ujar beberapa sumber keamanan.
Kepala keamanan Dakhalya, Sami El Mihi, terluka dalam ledakan itu dan dua asistennya tewas. (haninmazaya/arrahmah.com)