ADEN (Arrahmah.com) – Yemen post melaporkan mengutip informasi yang diterima dari penduduk setempat bahwa di kota pelabuhan utama Yaman, kota ADen, dimulai operasi besar sejak malam Jumat (20/10/2011).
Ledakan-ledakan begitu kuat dan banyak terdengar di sana, penduduk setempat harus berlindung ke ruang bawah tanah dan bangunan terdekat. Beberapa saksi mata mengatakan bahwa langit malam menjadi terang benderang karena kilatan cahaya saat suara bom terus menggaung keras.
“Perang terjadi di depan pintu kami,” ujar seorang warga. Pertempuran sengit juga berkecamuk di bagian lain dari kota itu.
Yemen Post menunjukkan bahwa situasi sangat tegang di kota tersebut, laporan dari Aden sangat kontradiktif, untuk itu sulit membangun gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi.
Beberapa pengamat berpendapat bahwa rezim Saleh menyerang para pengunjuk rasa, namun versi ini terlihat cukup meragukan.
Banyak juga yang percaya bahwa peristiwa seperti ini terkait erat dengan Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP). Dalam pandangan mereka, Mujahidin AQAP telah memulai serangan terhadap kota untuk membangun kontrol penuh atas kota itu.
Para ahli dan pengamat mencatat bahwa posisi startegis Aden secara langsung akan mempengaruhi pasokan minyak ke negara-negara Barat dan dapat membangun kontak yang lebih dekat dengan Somalia.
Sumber dari Xinhua sebelumnya melaporkan bahwa Mujahidin AQAP mengambil kendali atas daerah yang luas dan beberapa kota di provinsi Shabwa.
Yemen Post menegaskan informasi ini dan melaporkan bahwa sebuah kota yang kaya akan minyak di provinsi Shabwa telah berada di bawah kontrol Mujahidin. Menurut Yemen Post, rezim Saleh saat ini terjebak dalam krisi politik yang mengakibatkan Mujahidin AQAP bebas bergerak di wilayah selatan khususnya provinsi Shabwa dan Abyan.
Menurut warga setempat, drone AS semakin meningkatkan serangannya di Shabwa dalam beberapa hari terakhir. Kaum Muslim di sana khawatir bahwa AS yang telah membombardir Abyan bersama dengan boneka mereka, akan melakukan hal serupa di Shabwa.
Sementara itu elit rezim Saleh mulai menyadari bahwa situasi di Yaman tidak menjanjikan sesuatu yang baik untuk mereka, dan terburu-buru mempersiapkan keberangkatan mereka dari Yaman.
Sumber Yemen Post yang dekat dengan pemerintah rezim Saleh melaporkan bahwa beberapa anggota senior rezim, pengusaha dan anggota partai yang berkuasa, mempersiapkan rencana untuk melarikan diri dari negara itu.
Banyak dari para pendukung Saleh, sekutu setia dan yang mendukungnya selama puluhan tahun, telah menjual properti mereka dalam mengantisipasi kolaps rezim dan tidak ingin membahayakan masa depan keuangan mereka.
Organisasi ham dan para aktivis meminta untuk membekukan aset Saleh, itulah sebabnya para antek Saleh tidak ingin sanksi yang diberikan terhadap Saleh menyentuh mereka.
Sumber Yemen Post di bandara internasional Sana’a memberitahukan bahwa beberapa pejabat terkenal telah mengirim istri dan anak-anak mereka ke luar negeri.
Sumber mengklaim bahwa kepala Keamanan Nasional rezim Saleh, al-Anisi telah mengirimkan keluarganya ke Abu Dhabi pekan lalu. Minggu sebelumnya, penduduk melaporkan iring-iringan 20 mobil menuju bandara ibukota. (haninmazaya/arrahmah.com)