ASTANA (Arrahmah.com) – Sebuah ledakan kuat terdengan di ibukota Kazakhstan, Asatana pada Selasa (24/5/2011). Ledakan terjadi di dekat kamp pasukan khusus Kazakhstan.
Menurut laporan resmi otoritas, sebuah mobil meledak di dekat fasilitas penahanan Departemen Keamanan Nasional. Lokasi kejadian segera ditutup.
Sementara itu, otoritas sangat menekankan bahwa pemboman tersebut tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu sabotase. Pihak berwenang telah memasang versi yang kuat bahwa ledakan diduga kuat terjadi sebagai hasil dari kebakaran mobil.
Sementara itu, beberapa media melaporkan bahwa operasi syahid terjadi di Astana, meskipun pemerintah Kazakh berusaha keras untuk menolak informasi ini. Sumber, bagaimanapun, melaporkan tentang korban akibat ledakan. Otoritas memblokir segala informasi tentang insiden itu.
Ini adalah serangan kedua di Kazakhstan terhadap layanan rahasia Kazakh. Tepat seminggu yang lalu, seorang pemuda berusia 25 tahun, Rakhimzhan Makati melancarkan operasi martir di Departemen Komite Keamanan Nasional (NSC) di provinsi Aktobe.
Tujuh pejabat NSC terluka berat sebagai hasil dari serangan ini. Pihak berwenang menyembunyikan informasi tentang ledakan.
Sementara itu, perhatian tertarik pada kenyataan bahwa ledakan demi ledakan terjadi di Kazakhstan setelah rezim Nazarbayev secara resmi menyatakan perang terhadap Afghanistan dan bergabung dalam NATO. Beberapa hari yang lalu menjadi diketahui bahwa Kazakhstan akan mengirim pasukan mereka ke Afghanistan untuk beroperasi di bawah komando NATO, memerangi Mujahidin di sana.
Sebelumnya Komando Imarah Islam Afghanistan (IIA) mendesak Kazakhstan dan rakyatnya untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka dan berpikir tentang kepentingan sendiri daripada kepentingan NATO dan Amerika Serikat.
Kepemimpinan IIA memperingatkan Astana bahwa konsekuensi atas partisipasi mereka sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kazakhstan. (haninmazaya/arrahmah.com)