Baghdad – Ledakan mengguncang Daerah Hijau, wilayah dijaga sangat ketat di Bagdad, ibukota Irak, tapi tidak segara ada rincian tentang korban, kata pejabat di kedutaanbesar Amerika Serikat (AS).
“Saya dapat memastikan kami mendengar ledakan di Daerah Antarbangsa, tapi kami tidak memiliki keterangan tentang korban,” kata pejabat itu. Ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 08.30 waktu setempat (11.30 WIB).
Daerah Hijau menjadi tuan rumah parlemen Irak dan beberapa kedutaanbesar, termasuk Inggris, selain AS.
Daerah itu mendapat serangan terus-menerus dari pejuang, yang menembakkan roket dan mortir.
Pejabat AS menyatakan, sebagian besar roket itu dibuat di Iran, yang membantah tuduhan tersebut.
Pejuang pada tengah Juli melancarkan serangkaian tembakan mortir ke wilayah itu, menewaskan sedikit-dikitnya dua tentara Irak, kata pejabat keamanan negara terkoyak perang itu.
Juru bicara kedutaan besar AS juga menegaskan bahwa sejumlah ledakan mengguncang wilayah itu, tapi jumlah korban tewas tidak bisa dipastikan. Tidak ada korban Amerika Serikat.
Serangan itu merupakan yang kedua dalam pekan tersebut sesudah penembakan sebelumnya menewaskan tiga orang, termasuk satu tentara AS.
Delapanbelas orang lain luka akibat berondongan itu, termasuk lima orang AS, yakni dua tentara dan tiga pegawai kontrak.
Pejuang berulangkali menyasar daerah itu dan tentara AS menuduh sebagian besar roket dan mortir mengantam wilayah tersebut dibuat di Iran dan ditembakkan dari kubu kelompok pejuang Syiah di Bagdad timur.
Serangan besar roket dan mortir di Daerah Hijau tengah Juli itu menewaskan sedikit-dikitnya tiga orang, termasuk satu tentara AS, kata kedutaan besar Amerika Serikat.
Pernyataan kedutaan itu mengatakan bahwa sekitar 18 orang lain luka akibat serangan tersebut, termasuk lima warga negara adidaya tersebut.
Polisi menyatakan sekitar 30 mortir dan roket ditembakkan ke gugus itu.
Serangan tersebut merupakan yang terbesar terhadap wilayah itu sejak serbuan sekutu pimpinan AS untuk menumbangkan Presiden Saddam Hussein pada 2003.
Saddam dituduh Amerika Serikat menyimpan senjata pemusnah dan berhubungan dengan Alqaida, yang dituding sebagai otak serangan terhadap negara adidaya itu pada 2001. Tuduhan itu terbukti salah.
Juru bicara kedutaanbesar AS menyatakan, belasan ledakan terjadi di daerah itu, yang mencakup kawasan luas di Bagdad tengah dan salah satu sisinya dibatasi sungai Tigris.
Asap membubung di sekitar kedutaanbesar AS sesaat sesudah serangan tersebut.
Polisi menyatakan banyak yang luka adalah orang Irak dan kontraktor, terdiri atas sejumlah bangsa, yang pada umumnya dipekerjakan perusahaan keamanan.
Serangan mortir dan roket atas Daerah Hijau merupakan hal biasa, tapi pejuang meningkatkan serangannya dalam beberapa bulan terahir.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam laporannya, yang berisi keluhan atas peningkatan ancaman bergiat di Daerah Hijau, menyatakan hampir setiap hari terjadi serangan dan 26 orang tewas antara tengah Februari hingga ahir Mei.
Komandan Amerika Serikat menyatakan banyak roket dan mortir ditemukan sesudah serangan tersebut dilakukan di Iran, tetangga Syiah Irak.
Mereka menyatakan banyak di antaranya tampak ditembakkan dari kota Sadr, kubu pejuang Tentara Mahdi pimpinan ulama Syiah lawan AS, Moqtada Sadr, di Bagdad.(ant/armnews)