SRINAGAR (Arrahmah.com) – Setidaknya dua puluh delapan orang terluka hari ini (7/3/2019) ketika sebuah granat meledak di sebuah halte bus di kota Jammu, India, di negara bagian Jammu dan Kashmir yang bergolak, kata polisi setempat. Tiga di antara korban ada dalam kondisi kritis, lansir PTI.
“Sejauh ini 28 orang dibawa dengan cedera serpihan. Tiga kritis, di antaranya dua dioperasikan,” kata kepala rumah sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Pemerintah (GMC), Sunanda Raina.
“Tampaknya granat itu dilemparkan dari sekitar halte dan menggelinding hingga ke bawah bus,” kata pejabat polisi, MK Sinha, kepada wartawan.
Ledakan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan setelah 44 polisi paramiliter India terbunuh pada 14 Februari di bagian Kashmir yang dikuasai New Delhi.
“Sebuah granat dilemparkan oleh orang tak dikenal yang meledak di bawah bus di terminal utama. Empat orang sangat kritis,” kata seorang polisi kedua.
“Bus itu akan berangkat ke kota Pathankot di Punjab.”
Bom bunuh diri 14 Februari adalah serangan paling mematikan di Kashmir terhadap pasukan India dalam pemberontakan 30 tahun oleh gerilyawan yang menginginkan kemerdekaan atau menjadi bagian dari Pakistan.
India telah lama menuduh Islamabad mendukung pemberontak dan serangan itu diklaim oleh Jaish-e-Mohammed (JeM), sebuah kelompok yang berbasis di Pakistan.
Sebagai tanggapan, India mengatakan pihaknya melakukan serangan udara pada 26 Februari atas apa yang disebutnya kamp pelatihan JeM di Balakot di Pakistan.
Vijay Keshav Gokhale, menteri luar negeri India, mengklaim bahwa “sejumlah besar teroris, pelatih, komandan senior JeM dan kelompok-kelompok jihad yang sedang dilatih untuk aksi fidayeen berhasil diberangus.”
Pemerintah Pakistan mengatakan bahwa tidak ada situs atau target yang terkena, dan pada 27 Februari Islamabad melancarkan serangan udara sendiri.
Dalam pertempuran udara berikutnya, setidaknya satu pesawat India ditembak jatuh dan pilotnya ditangkap oleh Pakistan.
Ketika kekhawatiran meningkat bahwa kedua negara bersenjata nuklir itu mungkin memasuki perang keempat mereka, Pakistan melepaskan pilot sebagai “isyarat perdamaian”.
Langkah ini dinilai membantu meredakan ketegangan, meskipun kedua negara terus menembakkan artileri dan mortir ke perbatasan de-facto mereka, Garis Kontrol (LoC), yang menewaskan warga sipil di kedua sisi.
Jammu sebagian besar adalah wilayah yang didominasi Hindu di wilayah Himalaya yang ada di bawah administrasi India dan Pakistan di beberapa bagian, tetapi diklaim oleh keduanya.
Jammu telah menyaksikan beberapa insiden serupa di masa lalu. Sebagian besar serangan telah ditargetkan pada instalasi militer, termasuk serangan mematikan oleh Jaish-e-Mohammad di pangkalan militer di daerah Sunjuwan pada Februari 2018 yang menewaskan 11 orang, termasuk enam tentara dan empat penyerang. (Althaf/arrahmah.com)