AMASRA (Arrahmah.id) – Sedikitnya 22 orang tewas pada Jumat (14/10/2022) setelah ledakan gas metana menghancurkan sebuah tambang di sepanjang pantai Laut Hitam Turki, kata menteri kesehatan negara itu.
Gambar-gambar televisi menunjukkan ratusan orang -beberapa dengan berlinang air mata- berkumpul di sekitar bangunan putih yang rusak di dekat pintu masuk lubang di kota Amasra di Laut Hitam, lansir AFP.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan segera mengirim menteri dalam negeri dan energi ke tempat kejadian untuk mengawasi upaya penyelamatan.
Gubernur setempat Nurtac Arslan mengatakan lima orang terjebak 350 meter (385 kaki) di bawah tanah dan 44 lainnya di lokasi lain 300 meter di bawah tanah.
Dia mengatakan 14 penambang berhasil merangkak keluar dari lubang yang rusak sendiri dan sekarang menerima bantuan medis.
“Upaya penyelamatan kami terus berlanjut,” kata Arslan kepada wartawan.
Serikat pekerja pertambangan Maden Is di Turki mengaitkan ledakan itu dengan penumpukan gas metana.
Tetapi pejabat lain mengatakan terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti atas penyebab kecelakaan itu.
Ledakan itu terjadi beberapa saat sebelum matahari terbenam dan upaya penyelamatan terhambat oleh kegelapan.
Sebagian besar informasi awal tentang mereka yang terperangkap di dalam berasal dari para pekerja yang berhasil keluar dengan relatif tidak terluka.
Serikat pekerja Maden Is memperkirakan sekitar 100 pekerja berada di bawah tanah saat ledakan terjadi.
Dikatakan 35 orang masih terjebak sekitar satu jam setelah ledakan.
Tim penyelamat mengirim bala bantuan dari desa-desa sekitar untuk membantu mencari tanda-tanda kehidupan.
Gambar televisi menunjukkan paramedis memberikan oksigen kepada para penambang dan kemudian membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Layanan manajemen bencana AFAD Turki mengatakan percikan awal yang menyebabkan ledakan itu tampaknya berasal dari transformator yang tidak berfungsi.
Gubernur setempat mengatakan tim yang terdiri dari lebih dari 70 penyelamat berhasil mencapai titik di lubang sekitar 250 meter di bawah tanah.
Tidak segera jelas apakah tim penyelamat dapat mendekati para pekerja yang terperangkap atau apa yang menghalangi perjalanan mereka selanjutnya.
Kantor kejaksaan setempat mengatakan pihaknya memperlakukan insiden itu sebagai kecelakaan dan meluncurkan penyelidikan formal. (haninmazaya/arrahmah.id)