WASHINGTON (Arrahmah.com) — Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, berikrar pihaknya akan memburu para pelaku yang terkait serangan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul yang menewaskan sedikitnya 90 orang, termasuk 13 tentara AS.
“Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan lupa. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar,” kata Biden seraya menyiratkan bahwa para pelaku mungkin berasal dari penjara yang dibuka Taliban.
Biden juga merujuk kelompok Islamic State Khurasan Provience (ISKP) yang disebut-sebut sebagai pihak yang berada di balik serangan di luar Bandara Kabul.
“Kami tidak akan gentar oleh teroris-teroris. Kami tidak akan menghentikan misi. Kami akan melanjutkan evakuasi,” tegas Biden sembari menambahkan bahwa AS akan membalas para pelaku serangan pada Jumat (27/8/2021), seperti dilansir BBC.
Hingga Jumat (27/8), sebanyak 104.000 warga sipil telah dievakuasi dari Afghanistan, termasuk 66.000 orang dari AS serta 37.000 individu dari negara sekutu dan mitra AS.
Seorang pejabat kesehatan senior Afghanistan kepada BBC mengatakan dua ledakan di bandar udara Kabul “menewaskan setidaknya 60 orang, 140 lainnya luka-luka”.
Pejabat militer AS mengatakan 13 tentara mereka tewas dalam insiden ini, bersama sejumlah warga sipil Afghanistan.
Satu ledakan terjadi di Gerbang Abbey, tempat pasukan Amerika dan Inggris bertugas membantu evakuasi.
Ledakan kedua terjadi di satu hotel di dekatnya.
Setidaknya satu ledakan adalah bom bunuh diri, yang terjadi tak lama setelah AS dan sekutunya menyatakan terdapat ancaman besar serangan dari kelompok ISKP.
Pejabat Taliban mengatakan pengawal mereka termasuk di antara korban luka.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menggambarkannya sebagai “serangan barbar”.
“Saya bisa mengatakan, telah terjadi serangan teroris yang barbar di Kabul, di kompleks bandar udara, atau di keramaian di bandara, di mana, anggota militer AS menjadi korban, bersama sejumlah warga Afghanistan yang akan pergi ke luar Afghanistan,” ujar Johnson.
“Kami ingin mengucapkan belasungkawa, baik kepada Amerika maupun kepada rakyat Afghanistan.”
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam unggahan di Twitter mengatakan pihaknya dengan keras mengecam ledakan ganda di area yang dikontrol oleh militer Amerika Serikat.
“Kami mengutuk pengeboman yang menyasar warga sipil di bandar udara Kabul,” kata Mujahid.
Ia menambahkan ledakan terjadi di “area yang tanggung jawab keamanannya ada di tangan militer AS”.
Juru bicara sekjen PBB Antonio Guterres juga mengtutuk atas insiden yang ia gambarkan sebagai “serangan teroris yang menewaskan dan menyebabkan luka-luka warga sipil di Kabul, kata juru bicara Guterres.
“Insiden ini menggarisbawahi situasi di lapangan yang tidak menentu, tapi juga menguatkan keinginan kami untuk melanjutkan bantuan di seluruh negeri bagi rakyat Afghanistan,” kata juru bicara sekjen PBB, Stephane Dujarric kepada para wartawan.
Wartawan BBC Secunder Kermani di Kabul mengatakan, “Video yang dibagikan di media sosial menjukkan tumpukan jenazah, jadi kemungkinan korban meningkat.”
Unit gawat darurat rumah sakit di Kabul mengatakan sekitar 60 korban luka tiba dari bandara.
Saat ini masih ada puluhan ribu warga Afghanistan di bandara dan berupaya meninggalkan negara itu setelah Taliban berkuasa. (hanoum/arrahmah.com)