AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Serangan bom yang diklaim oleh ISIS di Afghanistan menewaskan 36 orang dan melukai setidaknya 65 orang lainnya, ungkap seorang pejabat pemerintahan pada Ahad (17/6/2018), seperti dilansir Daily Sabah.
Pada Sabtu (16/6), sehari setelah hari raya Idul Fitri, sebuah serangan bom bunuh diri mengguncang Afghanistan di tengah gencatan senjata yang disepakati antara pemerintah Afghanistan dan Mujahidin Taliban (Imarah Islam Afghanistan/IIA).
Serangan tersebut menargetkan pertemuan yang digelar antara para Mujahidin dan warga sipil untuk merayakan hari raya Idul Fitri dan sebagai ungkapan kebahagiaan mereka atas gencatan senjata yang telah disepakati.
Seorang juru bicara gubernur provinsi Nangarhar dan seorang anggota dewan mengatakan pada Sabtu (16/6) bahwa korban dari serangan tersebut termasuk pejuang Taliban (IIA), pasukan keamanan dan warga sipil.
Serangan tersebut terjadi ketika Presiden Ashraf Ghani mengumumkan perpanjangan gencatan senjata selama seminggu dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi negara, di mana dia juga meminta Taliban (IIA) untuk memperpanjang gencatan senjata tiga hari mereka yang akan berakhir pada Ahad (17/6).
“Saya memerintahkan pasukan keamanan untuk tetap siap siaga,” kata Ghani.
Gencatan senjata dari pihak pemerintah akan berakhir pada Selasa (19/6), di mana ISIS tidak termasuk kelompok yang menyetujui adanya gencatan senjata tersebut.
Pada hari kedua Idul Fitri, para Mujahidin Taliban (IIA), pasukan keamanan Afghanistan dan warga sipil saling berpelukan dan mengambil foto di seluruh pelosok negeri, sebagai ungkapan kebahagiaan mereka atas gencatan senjata yang terjadi.
Di distrik Bati Kot di Nangarhar, para Mujahidin Taliban (IIA) yang membawa senjata serbu, peluncur roket dan granat melakukan kovoi dengan mengendarai mobil dan motor, sambil melambai-lambaikan bendera Afghanistan dan Taliban (IIA).
Pasukan Afghanistan yang berjaga di pos pemeriksaan memberikan salam Idul Fitri kepada para Mujahidin, saling berangkulan dan berpose untuk foto bersama dengan orang yang selama ini menjadi target serangan mereka, sebuah adegan yang tidak pernah terbayangkan.
Penduduk desa juga berduyun-duyun menghampiri para Mujahidin, memeluk mereka dan dengan senang hati berpose bersama dengan Mujahidin yang menenteng senjata berat.
“Saya di sini untuk menyampaikan salam kepada saudara-saudara kita di satuan kepolisian dan para tentara,” kata komandan Taliban (IIA) Baba kepada AFP.
“Kami telah mengadakan gencatan senjata sejauh ini. Semua orang lelah dengan perang yang selama ini berlangsung dan jika para pemimpin kami memerintahkan untuk melanjutkan gencatan senjata, maka kami akan menahan serangan selamanya.”
Taliban (IIA) mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari pertama Idul Fitri yang dimulai hari Jum’at (15/6), mereka berjanji untuk tidak menyerang pasukan keamanan Afghanistan untuk pertama kalinya sejak invasi AS ke Afghanistan pada 2001.
Namun meski begitu mereka mengatakan bahwa mereka akan terus menggempur pasukan NATO pimpinan AS yang bercokol di Afghanistan.
Gencatan senjata Taliban (IIA) diumumkan beberapa hari setelah Ghani mengumumkan bahwa polisi dan pasukan keamanan Afghanistan akan menghentikan operasi terhadap Taliban (IIA) selama delapan hari yang dimulai pada Selasa (12/6), meskipun dai memperingatkan bahwa operasi terhadap militan lain, termasuk ISIS, akan terus berlanjut. (Rafa/arrahmah.com)