TRIPOLI (Arrahmah.com) – Sedikitnya 42 orang dilaporkan tewas dan 500 lainnya terluka dalam ledakan bom mobil kembar yang meledak di luar dua Masjid Sunni di utara kota Tripoli pada Jum’at (23/8/2013), ujar laporan Palang Merah Libanon.
Ledakan yang terbesar dan paling mematikan sejak akhir perang 1975-1990 di Libanon ini, mengguncang Tripoli saat sholat Jum’at baru saja berakhir, lansir Reuters.
Mustafa Alaoush, seorang politisi dari Sunni Future Movement mengatakan kepada Al Arabiya bahwa enam orang dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit di mana ia dikirim untuk menilai keparahan situasi.
Aloush mengatakan tim tanggap darurat harus mengirim korban luka ke rumah sakit lainnya karena rumah sakit di mana ia berada tidak bisa menampung lebih banyak orang lagi.
Ledakan ini terjadi seminggu setelah ledakan besar yang menewaskan sedikitnya 30 orang di markas milisi Syi’ah “Hizbullah” di Beirut.
Dua ledakan tersebut berselang lima menit.
Ledakan pertama terjadi di luar Masjid al-Taqwa yang berlokasi di pusat kota dan terletak dekat rumah Perdana Menteri Libanon, Najib Mikati. Saat ledakan terjadi, Mikati berada di luar negeri.
“Saya melihat tujuh mayat dalam beberapa mobil yang terbakar,” ujar saksi mata kepada Reuters.
Ledakan kedua menghantam Masjid al-Salam di dekat pelabuhan Tripoli.
Ambulans bergegas ke lokasi ledakan di Tripoli dan asap hitam tebal menutupi langit kota pesisir Mediterania itu.
Tayangan televisi menunjukkan sebuah kawah besar di luar Masjid al-Salam. Orang-orang yang panik berhamburan dan beberapa dari mereka membawa mayat berlumuran darah, menurut laporan Reuters.
Konflik yang terjadi di Libanon dipicu oleh perang di Suriah di mana milisi Syi’ah Libanon, “Hizbullah” secara terang-terangan mendukung rezim kafir Bashar al-Assad dan mengirim pasukannya untuk bertempur di sisi Assad melawan oposisi.
Belum ada laporan mengenai kelompok yang berada di balik serangan ini dan belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)