BENGHAZI (Arrahmah.com) – Sebuah bom truk meledak di sebuah pos pemeriksaan di luar kota Benghazi pada Ahad (22/12/2013). Al–Arabiya melaporkan sedikitnya ada 13 tentara boneka Libya tewas dalam ledakan bom tersebut.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Tapi tentara Libya malah menuding Anshar Asy-Syariah, kelompok jihad yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan mengambil bagian dalam serangan 11 September 2012 terhadap misi salibis AS di Benghazi.
Pemboman itu adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan terhadap aparat keamanan Libya. Pada tanggal 20 Desember, Kolonel Fethallah Al-Gaziri, yang baru-baru ini ditunjuk sebagai kepala intelijen militer di Benghazi, juga tewas terbunuh.
Anshar Asy-syariah telah memerangi pasukan pemerintah sekuler di Derna dan Benghazi. Kelompok jihad ini dikenal sebagai kelompok yang kuat di kedua kota di Libya timur tersebut.
Anshar Asy-Syariah telah menyatakan bahwa anggota mereka tidak berada di belakang serangan itu. Kelompok ini juga menyatakan bahwa bagaimanapun ada serangan yang merupakan bagian dari konspirasi Barat untuk mencampuri urusan Libya. Laporan yang dirilis oleh pemimpin senior Al-Qaeda juga menunjukkan pernyataan yang sama.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada halaman Twitter kelompok ini pada 19 Desember lalu, komite syariah Anshar Asy-Syariah Libya mengecam siapa pun yang menuduh organisasi jihad mereka terlibat dalam kekerasan. Anshar Asy-Syariah menuduh bahwa serangkaian insiden baru-baru ini dibuat oleh musuh untuk mengalihkan perhatian Umat Islam menjauh dari pelaksanaan syariah di Libya .
Kelompok jihad ini memperingatkan bahwa Libya tengah meluncur menuju kolaborasi dan subordinasi kepada Barat. Anshar Asy-Syariah lebih lanjut menyatakan bahwa beberapa pihak ingin mengaktifkan proyek AS -Barat menentang Islam. (banan/arrahmah.com)