KABUL (Arrahmah.com) – Pada Senin (4/6) ledakan bom mengguncang lokasi di dekat universitas dan akademi kepolisian di ibu kota Kabul. Serangan bom tersebut menargetkan para ulama yang sedang berkumpul, menewaskan sedikitnya 14 orang dan menyebabkan sekitar 20 orang lainnya luka-luka, ungkap seorang anggota kepolisian, sebagaimana dilansir World Bulettin.
“Keamanan yang ketat telah disiagakan di tempat berkumpulnya para Ulama di area Loya Jirga (tempat pertemuan besar digelar) ketika seorang bomber meledakkan dirinya di jalan utama menuju lokasi tersebut,” kata Hashmat Stanikzai, juru bicara polisi, kepada Anadolu Agency.
Stanikzai mengatakan bahwa pelaku berjalan kaki ketika tiba-tiba dia meledakkan diri setelah pertemuan selesai dan para ulama sedang dalam perjalanan pulang.
Sebanyak 2.000 ulama Afghanistan yang hadir dalam pertemuan tersebut telah mengeluarkan fatwa mengutuk serangan itu.
“Serangan bunuh diri, ledakan yang menyebabkan korban jiwa atau perpecahan, pemberontakan, berbagai jenis korupsi, perampokan, penculikan dan segala jenis kekerasan termasuk dosa besar dalam Islam dan bertentangan dengan hukum Allah Ta’ala,” ungkap fatwa tersebut.
Para ulama juga menyeru pada Taliban untuk menghindari kekerasan dan bergabung dalam proses perdamaian Afghanistan.
Sementara itu, Taliban (Imarah Islam Afghanistan-red) membantah keterlibatan mereka dalam serangan yang telah menewaskan 14 orang itu.
Belum dapat dipastikan berapa banyak korban jiwa dari serangan tersebut, dan belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab. (Rafa/arrahmah.com)