AFRIN (Arrahmah.com) – Sebuah bom di kota Afrin, Suriah barat laut menewaskan tiga warga sipil dan melukai sekitar 20 orang lainnya, beberapa saksi mata mengatakan kepada Reuters, pada Ahad (20/1/2019).
Ledakan itu terjadi pada hari peringatan Operasi Cabang Zaitun, serangan udara dan darat yang diluncurkan oleh Turki pada tahun 2018 pada mayoritas-Kurdi Afrin untuk mengusir YPG Kurdi Suriah, yang dianggap sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang karena telah melancarkan pemberontakan di tanah Turki sejak 1984.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Ini menyusul ledakan pada hari Rabu di Manbij, sebuah kota di Suriah utara yang dikuasai oleh milisi yang bersekutu dengan pasukan Kurdi yang didukung AS, yang menewaskan dua tentara AS dan dua warga sipil yang bekerja untuk militer AS.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengumumkan bulan lalu bahwa pasukannya akan melancarkan operasi melawan YPG di sebelah timur Eufrat. Presiden AS Donald Trump kemudian mengumumkan keputusan untuk menarik diri dari Suriah, yang mengkhawatirkan para pemimpin sekutu Kurdi yang menjalankan sebagian besar wilayah utara.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi menguasai wilayah di timur laut dan Suriah timur, yang merupakan seperempat dari negara itu.
Keputusan AS untuk meninggalkan Suriah membuat para pemimpin Kurdi mendesak Rusia dan sekutunya Damaskus untuk mengirim pasukan untuk melindungi perbatasan dari ancaman serangan Turki.
Kantor berita Turki Anadolu Agency mengatakan dua bom menghantam pusat kota Afrin, satu bom meledak di bus dan yang kedua di sebuah tempat sampah.
(fath/arrahmah.com)