TRIPOLI (Arrahmah.com) – Ledakan keras kembali mengguncang ibukota Libya, Tripoli, untuk malam ketiga saat tentara yang loyal terhadap Gaddafi mencoba menghentikan serangan terbaru dari tentara koalisi internasional yang telah melakukan intervensi di negeri tersebut.
Tembakan senjtaa dan anti-aircraft juga menerangi langit pada malam hari di ibukota dan sekitar ibukota kemarin (21/3/2011), di mana dua ledakan besar terdengar sekitar pukul 9 malam lewat 10 menit, lapor Al Jazeera.
Dia mengatakan dua basis angkatan laut di luar kota itu dilaporkan telah dihantam dalam serangan malam itu.
“Kami bisa melihat daerah pelabuhan terbakar, dan pada kebakaran, dua ledakan besar dapat kami lihat. Pemadam kebakaran dikerahkan ke sepanjang jalan pesisir,” ujar reporter Al Jazeera.
“Malam ini tampaknya menargetkan aset militer tentara Gaddafi, namun juga terdapat serangan di bandara di Sirte.”
Mussa Ibrahim, juru bicara pemerintah mengatakan dalam konferensi pers bahwa pemboman tentara koalisi telah membunuh warga sipil di daerah pelabuhan dan di bandara Sirte, dan bombardir juga terjadi di selatan kota Sebha.
Agresi militer
Sementara itu, tentara koalisi melaporkan telah menyerang instalasi radar di dua basis pertahanan udara milik pasukan Gaddafi di Benghazi, Libya timur.
Perkembangan datang setelah DK PBB menolak permintaan Libya untuk melakukan pertemuan darurat untuk menghentikan apa yang disebutnya “agresi militer” oleh pasukan koalisi tiga hari setelah mereka mulai meluncurkan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan pertahanan udara Libya.
PBB melalui mulut Ban Ki-Moon mengklaim bahwa resolusi diatur untuk melindungi warga sipil di Libya dan kini tengah dilaksanakan. Namun fakta dilapangan, korban tewas dari serangan udara tentara koalisi pimpinan AS ternyata sebagian besar adalah sipil Libya.
Tentara loyalis Gaddafi, walaupun serangan udara tentara koalisi terus menyerang posisi mereka, namun mereka masih terus melakukan serangan terhadap pejuang oposisi.
Ibrahim mengatakan tentara pemerintah telah berhasil “membebaskan” kota Misurata tiga hari lalu dan kini tengah berburu “elemen teroris”.
Namun juru bicara pihak oposisi menolak klaim itu dan mengatakan kepada AFP bahwa mereka masih mengontrol kota. (haninmazaya/arrahmah.com)