KHAN YUNIS (Arrahmah.id) – Selama lebih dari 20 hari, penembak jitu dan tank “Israel” telah mengepung Rumah Sakit Nasser dan Al-Amal di Khan Younis, kota terbesar kedua di Jalur Gaza.
Selama beberapa hari terakhir, muncul beberapa video yang memperlihatkan warga Palestina ditembak ketika mencoba masuk dan keluar kompleks medis rumah sakit Nasser atau Al-Amal.
An Hour Ago: An Israeli sniper targeted a civilian inside the emergency gate of Nasser Hospital in Khan-Younis pic.twitter.com/0eoaWGAaoD
— TIMES OF GAZA (@Timesofgaza) February 11, 2024
Pada Ahad pagi (11/2/2024), seorang penembak jitu “Israel” menembak dan membunuh seorang pria Palestina hanya beberapa meter dari gerbang utama Nasser. Dengan hati-hati dan takut ditembak, petugas medis Palestina mengangkat jenazah tersebut kembali ke rumah sakit di tengah duka dan tangisan kerabatnya.
كوادر طبية تسحب شهيدا قنصته قوات الاحتلال أمام مجمع ناصر الطبي#حرب_غزة #فيديو pic.twitter.com/uc6pAjBTV9
— الجزيرة فلسطين (@AJA_Palestine) February 11, 2024
Rumah Sakit Nasser adalah fasilitas medis lengkap terbesar di Gaza selatan, yang saat ini menampung setidaknya 300 personel medis, 450 pasien luka-luka, dan sekitar 10.000 warga Palestina yang mengungsi.
Selama akhir pekan, seorang wanita yang menantang peluru penembak jitu “Israel” dan bergegas menyelamatkan seorang warga Palestina yang mengalami pendarahan di luar rumah sakit Nasser diidentifikasi sebagai Dr. Amira Al-Assouli.
Dia adalah seorang konsultan ginekologi dan kebidanan dari Khan Younis, baru-baru ini pensiun dari Rumah Sakit Nasser tetapi kembali menjadi sukarelawan dan membantu mantan rekan-rekannya setelah agresi “Israel” di Gaza pada Oktober.
Assouli berbicara kepada kantor berita Wafa tentang momen yang menjadi viral di media sosial ketika dia berlari untuk membantu seorang pria yang terluka pada Jumat (9/2).
Gaza is Resilient | A doctor and her team risk their lives to extract a wounded patient stranded in the vicinity of Nasser Hospital pic.twitter.com/vFfDetm4Gi
— TIMES OF GAZA (@Timesofgaza) February 10, 2024
“Allah menghilangkan rasa takut dari hati saya. Saya merasa seseorang membutuhkan bantuan. Saya tidak akan memikirkan diri saya sendiri, saya akan berpikir tentang menyelamatkan orang-orang,” katanya.
Assouli pernah melihat beberapa rekannya tertembak dan terbunuh di dekat Rumah Sakit Nasser, seperti Dr. Muhammad Abu Lihiyah, yang dibunuh oleh penembak jitu “Israel” ketika dia mencoba menyelamatkan seorang warga Palestina yang terluka.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menulis di X pada Ahad (11/2) bahwa mereka sangat “prihatin terhadap keselamatan pasien dan petugas kesehatan karena meningkatnya pembantaian di sekitar rumah sakit [Nasser].”
Ghebreyesus mengatakan bahwa pasukan “Israel” menolak masuknya misi WHO ke Nasser pada Ahad (11/2), yang sebagian masih beroperasi.
Rumah Sakit Al-Amal juga berada di bawah pengepungan “Israel” selama lebih dari 20 hari.
Pada Januari, pasukan “Israel” menggerebek Al-Amal dan menahan puluhan staf medis, dan pasien serta menyita peralatan medis. Pasukan “Israel” juga memasang ranjau di jalan dan menghancurkan bangunan tempat tinggal di sekitar Rumah Sakit Al-Amal dan Nasser dalam beberapa pekan terakhir.
“Kami mendesak agar pasien dan petugas kesehatan segera dibebaskan. Tenaga kesehatan, pasien, dan fasilitas HARUS dilindungi setiap saat,” tambah Ghebreyesus.
Pada Ahad (11/2), Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), yang mengelola Rumah Sakit Al-Amal, mengatakan tiga pasien meninggal setelah “Israel” memblokir pengiriman tabung oksigen.
“Pendudukan terus mencegah masuknya bahan bakar, yang diperlukan untuk mengoperasikan generator listrik, meskipun stok bahan bakar akan habis dalam dua hari,” tambah PRCS dalam sebuah pernyataan.
Sejak Oktober, pasukan “Israel” telah menerapkan kebijakan mengepung fasilitas medis dan mengintimidasi staf sebagai bagian dari tujuan untuk memotong jalur hidup warga Palestina dan mendorong mereka keluar dari Gaza.
Rumah Sakit Al-Shifa’ mungkin merupakan contoh paling nyata dari fasilitas medis Palestina yang menjadi sasaran pasukan “Israel”. “Israel” mengklaim bahwa Hamas memiliki pusat komando di bawahnya tetapi belum memberikan bukti kuat.
“Israel” mengebom sekitar Al-Shifa’ selama beberapa pekan, tempat ratusan keluarga Palestina berlindung. Akhirnya, pada November, mereka menyerbu rumah sakit tersebut, menahan staf medis, dan memerintahkan pengungsi Palestina untuk mengevakuasi rumah sakit tersebut sebelum mundur dari daerah tersebut pada Desember. (zarahamala/arrahmah.id)