GAZA (Arrahmah.com) – Lebih dari 2.000 warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah dalam tiga hari terakhir, sebelum akhirnya kembali ditutup oleh rezim Mesir.
Otoritas Penyeberangan di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (16/2/2016) bahwa 2.439 orang termasuk pasien dan mahasiswa diperbolehkan meninggalkan Jalur Gaza dalam tiga hari terakhir melalui pintu perbatasan Rafah, lansir WB.
Juga 1.122 warga Palestina yang terdampar di sisi Mesir, mampu kembali ke Jalur Gaza, tambah pernyataan tersebut.
Rezim Mesir mencegah 334 warga Palestina menyeberang ke sisi Mesir tanpa memberikan alasan.
Sejak digulingkannya Muhammad Mursi-presiden Mesir terpilih-dalam kudeta militer di tahun 2013, rezim Mesir yang saat ini berkuasa membuat perbatasan dengan Jalur Gaza ditutup hampir sepanjang waktu. Dalam satu tahun hanya dibuka selama beberapa hari.
Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Gaza, sepanjang tahun lalu, rezim Mesir membuka penyeberangan Rafah hanya 21 hari dengan lalu lintas yang terbatas.
Pintu perbatasan Rafah merupakan satu-satunya perbatasan yang menghubungkan Jalur Gaza dengan dunia luar yang tidak dikendalikan oleh “Israel”, namun periode panjang penutupan perbatasan tersebut telah membawa sekitar 1,9 juta penduduk di daerah yang diblokade berada dalam bencana kemanusiaan. (haninmazaya/arrahmah.com)