GAZA (Arrahmah.id) – Lebih dari 180 orang tewas dan ratusan lainnya terluka ketika pasukan Zionis “Israel” melanjutkan pemboman mereka di Jalur Gaza, menurut para pejabat Palestina, setelah gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan berakhir.
Wilayah timur Khan Younis di Gaza selatan menjadi sasaran pemboman yang intens ketika tenggat waktu berakhir tak lama setelah fajar pada Jumat (1/12/2023), dengan asap membumbung tinggi ke angkasa, kantor berita Reuters melaporkan. Warga turun ke jalan dengan membawa barang-barang yang ditumpuk di gerobak, mencari tempat berlindung lebih jauh ke arah barat.
Sirene meraung-raung di seluruh “Israel” selatan ketika para pejuang Palestina menembakkan roket dari daerah kantong pantai ke beberapa kota. Hamas mengatakan bahwa mereka telah menargetkan Tel Aviv, namun tidak ada laporan mengenai korban atau kerusakan di sana.
Para pejabat kesehatan Gaza mengatakan bahwa serangan udara “Israel” telah menewaskan 184 orang, melukai sedikitnya 589 orang lainnya dan menghantam lebih dari 20 rumah, lansir Al Jazeera.
Militer pendudukan menjatuhkan selebaran di Kota Gaza dan bagian selatan daerah kantong tersebut pada Jumat, mendesak warga sipil untuk mengungsi untuk menghindari pertempuran, tetapi kelompok-kelompok hak asasi manusia telah berulang kali memperingatkan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza.
“Warga sipil diperintahkan untuk pindah ke selatan, tetapi tidak ada tempat di Gaza yang aman karena pengeboman tanpa pandang bulu dan pertempuran yang terus berlanjut,” kata LSM Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres atau MSF) di X, menyerukan kepada tentara “Israel” untuk membatalkan perintah tersebut.
PBB mengatakan bahwa pertempuran tersebut akan memperburuk keadaan darurat kemanusiaan yang ekstrem. “Neraka di Bumi telah kembali ke Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa.
Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan bahwa pasukan “Israel” telah menginformasikan kepada “semua organisasi dan entitas” yang beroperasi di perlintasan tersebut bahwa truk-truk dilarang masuk, mulai hari ini, dan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
“Keputusan ini memperparah penderitaan warga dan meningkatkan tantangan yang dihadapi organisasi kemanusiaan dan bantuan dalam meringankan kesulitan warga dan pengungsi akibat agresi yang sedang berlangsung,” kata RRC dalam sebuah unggahan di X.
Berbicara kepada para wartawan setelah “Israel” melanjutkan pengebomannya, kantor media pemerintah Gaza meminta negara-negara Arab dan Muslim untuk segera mendirikan rumah sakit lapangan di daerah kantong yang terkepung tersebut untuk menyelamatkan “puluhan ribu orang yang terluka”.
Juru bicara kantor tersebut, Salama Marouf, mengatakan bahwa “sejumlah besar truk bantuan” juga sangat dibutuhkan, termasuk setidaknya satu juta liter (lebih dari 264.000 galon) bahan bakar per hari.
Marouf meminta negara-negara, terutama anggota Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam, untuk membuat “rencana penyelamatan yang mendesak” dan menemukan “solusi kemanusiaan yang cepat untuk menangani nasib lebih dari 250.000 keluarga yang kehilangan tempat tinggal”. (haninmazaya/arrahmah.id)