IDLIB (Arrahmah.id) – Lebih dari 140 truk yang membawa pasokan bantuan kemanusiaan menyeberang ke Suriah barat laut yang dikuasai oposisi dari Turki sejak dua gempa bumi besar meluluhlantakkan kedua negara bertetangga tersebut pada 6 Februari, demikian ungkap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (17/2/2023).
“Sejak 9 Februari hingga tadi malam, kami memiliki total 143 truk yang melewati penyeberangan perbatasan Bab al-Hawa dan Bab al-Salama,” kata Jens Laerke, juru bicara badan kemanusiaan PBB, OCHA, kepada para wartawan di Jenewa, lansir Daily Sabah (18/2).
“Pergerakan terus berlanjut hari ini. Mereka terus berlanjut selama akhir pekan dan akan terus berlanjut setiap hari selama masih dibutuhkan.”
Sebelas hari setelah gempa yang menewaskan lebih dari 41.000 orang di Turki dan Suriah, situasi di wilayah barat laut Suriah yang dikuasai oposisi masih mengerikan karena lambatnya bantuan datang ke wilayah yang telah dilanda konflik selama bertahun-tahun itu.
Sebelum gempa bumi melanda, hampir semua bantuan kemanusiaan yang sangat penting bagi lebih dari empat juta orang yang tinggal di sana dikirim melalui satu penyeberangan, Bab al-Hawa.
Operasi di sana untuk sementara terganggu oleh kerusakan akibat gempa.
Butuh waktu empat hari untuk membawa bantuan melintasi penyeberangan perbatasan itu lagi, dan awal pekan ini, rezim Asad setuju untuk mengizinkan PBB membuka dua penyeberangan perbatasan lagi untuk membantu membawa lebih banyak bantuan.
“Kami berharap akan ada truk-truk yang menyeberang setiap hari,” kata Laerke.
Sejauh ini, bantuan telah mengalir melalui penyeberangan Bab al-Hawa dan Bab al-Salama, namun belum ada truk yang melewati penyeberangan ketiga, Al Raee, katanya.
“Bukan berarti bantuan tidak akan datang, tetapi memang agak jauh dari pusat dan mekanisme pemantauan PBB yang memeriksa semua bantuan yang masuk,” katanya.
Laerke mengatakan bahwa truk-truk yang telah menyeberang sejak gempa telah membawa “banyak bantuan” dari enam badan PBB: Organisasi Internasional untuk Migrasi, badan pengungsi PBB UNHCR, Dana Kependudukan PBB, badan PBB untuk anak-anak Unicef, Program Pangan Dunia, dan Organisasi Kesehatan Dunia.
“Bantuan yang diberikan sejauh ini meliputi tenda, barang-barang non-makanan, seperti kasur dan selimut, pakaian musim dingin, alat tes kolera, obat-obatan esensial, dan makanan dari Program Pangan Dunia,” ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.id)