BAGHDAD (Arrahmah.com) – Lebih dari 14.000 orang telah menghilang di Irak sejak tahun 2003, kata seorang pejabat pada Senin (25/4/2011). Ia mengungkapkan untuk pertama kalinya jumlah orang yang hilang setelah invasi pimpinan Amerika.
“Kami telah mendaftarkan nama dari 14.025 orang yang telah hilang sejak tahun 2003,” kata Arkan Kamel, seorang pejabat di kementerian hak asasi manusia, dalam konferensi pers di Baghdad.
“Sampai sekarang, kami hanya menemukan tujuh dari nama yang terdaftar di pemakaman,” tambahnya.
Kamel bergabung dengan sebuah komite pengaduan orang hilang dari keluarga yang sedang mencari kerabatnya. Para pejabat mengatakan proses itu akan tetap dibuka selama 15 hari.
Invasi Amerika Serikat dinilai hanya semakin memperburuk serta meningkatkan pemberontakan Al-Qaeda dan kekerasan sektarian Syiah-Sunni, yang mencapai puncaknya pada tahun 2006 dan 2007 ketika puluhan ribu orang tewas.
Berbagai macam kekerasan dan penculikan juga semakin merajalela.
“Yang dimaksud orang hilang adalah mereka yang hilang selama operasi perang, ledakan, dan serangan terorisme,” kata Farouk al-Araji, yang mengepalai bagian militer di kantor perdana menteri.
“Panitia akan mengumpulkan informasi tentang mereka yang hilang untuk menjawab semua pertanyaan tentang mereka,” katanya kepada wartawan.
Di antara mereka yang nasibnya masih belum diketahui salah satunya adalah Salah Jali, seorang administrator dengan Agence France-Presse yang telah hilang sejak April 2006.
Komite ini terdiri dari anggota Dewan Yudisial dan kementerian keadilan, interior, hak asasi manusia, kementrian keamanan nasional, serta intelijen. (althaf/arrahmah.com)