PLATEAU (Arrahmah.id) – Jumlah korban tewas akibat pertempuran antara petani dan penggembala di negara bagian Plateau, Nigeria tengah-utara, telah meningkat lebih dari 100 orang dan penduduk setempat masih terus mencari mayat-mayat lainnya di semak-semak, demikian ungkap penduduk dan pihak berwenang setempat.
Orang-orang bersenjata menyerbu desa-desa dan membakar beberapa rumah di daerah Mangu pada Selasa dan sedikitnya 20 orang diperkirakan telah tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Kekerasan tersebut merupakan pembalasan atas pembunuhan seorang penggembala dan ternaknya yang merambah lahan mereka bulan lalu, kata seorang penggembala lokal, Bello Yahaya, pada Jumat (19/5/2023), lansir Reuters.
Ketua pemerintah daerah Mangu, Minista Daniel Daput, mengatakan bahwa pemakaman massal telah dilakukan untuk sekitar 50 orang. Warga mengatakan 50 orang lainnya akan dimakamkan pada Jumat dan mereka sedang mencari lebih banyak orang yang hilang di semak-semak di sekitarnya.
Plateau adalah salah satu dari beberapa negara bagian pedalaman yang beragam secara etnis dan agama yang dikenal sebagai Sabuk Tengah Nigeria, di mana konflik antar suku telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir.
Kekerasan ini sering digambarkan sebagai konflik etno-religius antara penggembala Muslim nomaden -sebagian besar dari etnis Fulani- dan petani asli yang sebagian besar beragama Kristen. Namun, para ahli mengatakan bahwa perubahan iklim dan perluasan pertanian juga telah memperparah konflik tersebut.
Makut Simon Macham, juru bicara gubernur Plateau, mengatakan bahwa pihak berwenang sedang mengkaji situasi dan akan menuntut para tersangka, namun ia tidak dapat memberikan jumlah korban. (haninmazaya/arrahmah.id)