KAIRO (Arrahmah.com) – Wakil Menteri Luar Negeri AS, Nides Thomas, pada hari Sabtu mendatang akan menemani delegasi bisnis Amerika mengunjungi Mesir, kata para pejabat, di tengah terus meningkatnya spekulasi dari perjanjian penghapusan utang besar tumbuh, dilaporkan oleh Ahram Online pada Rabu (5/9/2012).
Nides akan bergabung dengan Kamar Dagang AS dan lebih dari 100 eksekutif bisnis dari perusahaan-perusahaan Amerika yang bertujuan untuk mempromosikan pengembangan sektor swasta di Mesir, Departemen Luar Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Selasa (4/9).
Pengumuman itu muncul sehari setelah New York Times, Reuters, dan sejumlah outlet media Barat lainnya melaporkan bahwa Amerika Serikat sedang menimbang kesepakatan dengan penguasa baru Mesir untuk meringankan utang senilai $ 1 miliar.
Namun, Perdana Menteri Mesir, Hisham Qandil, mengatakan pada hari Selasa (4/9) bahwa pemerintah belum secara resmi berkonsultasi tentang dugaan kesepakatan tersebut.
Jurubicara Departemen Luar Negeri, Patrick Ventrell, mengatakan bahwa diskusi tentang kesepakatan utang “sedang berlangsung” namun mengatakan perjalanan itu lebih terkait erat dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton ke Mesir pada bulan Juli, yang sangat terfokus pada perekonomian bangsa Arab tersebut.
“Jelas Mesir perlu memperoleh pijakannya kembali untuk mendorong ekonomi mereka di masa depan,” kata Ventrell, menyoroti kebutuhan untuk membantu bisnis Mesir. Menurut Ventrell, AS “mencari cara untuk memberikan bantuan keuangan secara langsung.”
Mesir, yang memiliki kondisi perekonomian yang semakin sejak penggulingan Hosni Mubarak pada bulan Februari 2011, meminta diberi pinjaman dari Dana Moneter Internasional bulan lalu senilai $ 4,8 miliar.
Setelah pertemuannya dengan Presiden Muhammad Mursi pada bulan Juli, Clinton menegaskan kembali “dukungan kuat” Washington untuk transisi demokrasi pasca penggulingan Mubarak, sekutu lama AS. (althaf/arrahmah.com)