TEHERAN (Arrahmah.com) – Pasukan keamanan Iran diperkirakan telah membunuh lebih dari 1.000 orang sejak protes dimulai atas keputusan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar, menurut pejabat tinggi Departemen Luar Negeri, Anadolu Agency melaporkan.
“Kami tidak bisa memastikan karena rezim memblokir informasi,” Perwakilan Khusus AS untuk Iran Brian Hook mengatakan pada konferensi pers di Departemen Luar Negeri.
Paling tidak selusin anak, termasuk anak-anak berusia 13 dan 14 tahun tewas, kata Hook.
Dia juga mengatakan Departemen Luar Negeri telah melihat video satu insiden di mana lebih dari 100 orang tewas.
“Ketika itu berakhir, rezim memuat mayat-mayat itu ke dalam truk. Kami belum tahu ke mana mayat-mayat ini pergi. Tetapi kami semakin banyak belajar tentang bagaimana rezim Iran memperlakukan rakyatnya sendiri, ”tambahnya.
Iran bersumpah untuk melanjutkan pekerjaan rudal, menolak surat PBB dari Uni Eropa
Demonstrasi pecah pada 15 November di Iran setelah pemerintah memberlakukan penjatahan bensin dan menaikkan harga bahan bakar setidaknya 50%.
Awal pekan ini, Philip Luther, direktur penelitian dan advokasi untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di Amnesty International, mengatakan setidaknya 208 orang tewas sejak protes dimulai.
“Angka kematian yang mengejutkan ini menunjukkan pengabaian memalukan pemerintah Iran atas kehidupan manusia,” kata Luther, Senin.
Sedikitnya 100 bank dan puluhan toko telah dibakar selama protes, kata kantor berita semi-resmi Mehr, mengutip pejabat keamanan.
Meski tidak ada angka resmi tentang penangkapan itu, namun kantor berita Fars mengatakan lebih dari 1.000 pengunjuk rasa telah ditangkap.
Pengawal Revolusi elit Iran mengancam akan mengambil tindakan “tegas” terhadap para pemrotes jika mereka “mengganggu perdamaian dan keamanan masyarakat.”
(fath/arrahmah.com)