BEIRUT (Arrahmah.id) — Libanon berencana untuk mengembalikan 15 ribu pengungsi Suriah setiap bulan. Langkah itu diumumkan Menteri Pengungsi, Issam Sharafeddine, pada Senin (4/7/2022). Saat ini, ada sekitar 1,5 juta pengungsi asal Suriah di Libanon.
“Tidak dapat diterima bahwa pengungsi Suriah tidak kembali ke negara mereka setelah berakhirnya perang di sana,” kata Sharafeddine dalam konferensi pers, setelah pertemuannya dengan Presiden Michel Aoun di ibu kota, Beirut, dilansir Middle East Monitor (5/7).
“Negara Suriah mengulurkan tangannya untuk kerja sama dalam hal ini,” tambahnya.
Dilansir Xinhua, dua komite akan dibentuk untuk melaksanakan rencana tersebut. Yang pertama adalah komite tiga arah dengan Suriah dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR). Menteri mengatakan, dia telah membuat proposal kepada Direktur Regional UNHCR, Ayaki Ito, tentang pemulangan pengungsi.
Sementara, komite yang kedua adalah pembicaraan tentang rencana empat arah dengan Turki, Irak dan Yordania terkait kembalinya para pengungsi Suriah. Tidak ada rincian lebih lanjut terkait hal tersebut.
Menurut Issam, rezim Suriah telah menunjukkan dukungan besar dalam hal ini. Suriah berencana membangun jalan, sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur yang layak untuk menerima warganya di daerah yang telah siap menampung mereka.
Menurut pemerintah Libanon, sekitar 1,5 juta pengungsi Suriah tinggal di Libanon. Sementara, negara itu telah menderita krisis keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejumlah besar pengungsi membebani ekonomi dan infrastruktur negara tersebut.
Dalam sebuah artikel The New Humanitarian pada 18 Januari 2022, dilaporkan bahwa dari 1,5 juta pengungsi Suriah di Libanon, hanya 0,8 persen yang mempertimbangkan untuk kembali ke negaranya. Pengungsi lebih menginginkan menuju negara ketiga, akibat krisis yang dialami Suriah dan Libanon.
Penelitian Refugee Protection Watch menemukan bahwa 70 persen warga Suriah di Libanon tidak menerima bantuan kemanusiaan sejak awal tahun lalu. Setengah dari anak-anak pengungsi Suriah di Libanon yakni sekitar 250 ribu anak tidak bersekolah.
Pemimpin rezim Suriah, Bashar Asad telah merebut kembali sebagian besar wilayahnya. Beberapa negara mulai menunjukkan pengurangan konflik bersenjata dan mengatakan sudah waktunya bagi pengungsi Suriah untuk pulang. (hanoum/arrahmah.id)