DUBAI (Arrahmah.id) – Seorang hacker berhasil menyadap program televisi di Uni Emirat Arab (UEA) pada akhir pekan, dan menyiarkan rekaman kekejaman “Israel” terhadap warga Palestina di wilayah Pendudukan.
Menurut laporan outlet berita Emirat, Khaleej Times, pelanggan jaringan streaming tertentu di UEA menjadi korban insiden peretasan saluran langsung Barat kemarin, di mana layar mereka menampilkan pesan yang menyatakan bahwa “Kami tidak punya pilihan selain peretasan untuk menyampaikan pesan ini kepada Anda”.
Layar tersebut kemudian menampilkan pembawa berita AI (kecerdasan buatan) yang menyajikan buletin tentang penderitaan anak-anak dan perempuan Palestina di penjara-penjara “Israel”, bersama dengan rekaman yang menunjukkan mereka dalam kesusahan.
Banyak warga UAE mengalami gangguan tak terduga pada program televisi mereka pada Ahad malam (10/12/2023) ketika serangan siber menargetkan set-top box, menggantikan konten reguler dengan informasi tentang kekejaman “Israel” di Palestina.
Seorang warga di Dubai, yang diidentifikasi dengan inisial AA yang menggunakan perangkat streaming populer HK1RBOXX, dikutip mengatakan, “Saya sedang menonton BBC News sekitar pukul 22.30 ketika program tersebut tiba-tiba terganggu, dan malah, visual mengerikan dari Palestina muncul di layar saya. Saya menyaksikan terpaku ketika layar saya membeku, dan pesan dari peretas muncul dalam huruf besar semua dengan latar belakang hijau. Hal ini segera disusul dengan buletin berita yang dibawakan oleh pembawa berita AI. Itu sungguh nyata dan menakutkan.”
Seorang perempuan warga Eropa yang diidentifikasi sebagai JF juga menceritakan pengalamannya saat menonton acara kuis, dengan menyatakan bahwa “Saya menonton pembawa berita AI berkacamata membahas kekejaman tersebut, disertai dengan ticker yang menunjukkan jumlah warga Palestina yang terbunuh dan terluka sejauh ini. Video-videonya cukup gamblang, dan saya punya anak-anak. Saya tidak ingin mereka terkena dampaknya. Setiap saluran yang kami gunakan menampilkan konten yang sama.”
Masih belum diketahui siapa dalang di balik insiden peretasan tersebut dan dari mana mereka beroperasi. Layanan streaming tersebut mengakui masalah ini dan mengeluarkan permintaan maaf, meyakinkan pelanggannya bahwa mereka secara aktif menyelidiki masalah tersebut.
Pelanggaran tersebut dilaporkan akibat server streaming jaringan telah disusupi, menurut laporan yang mengutip Obaidullah Kazmi, pendiri dan CTO perusahaan keamanan siber yang berbasis di Dubai, Credo. “Karena sifat tidak aman dari layanan tidak sah yang seringkali tidak memiliki langkah-langkah keamanan yang kuat, terdapat peningkatan risiko baik bagi layanan maupun penggunanya”. (zarahamala/arrahmah.id)