GAZA (Arrahmah.id) – Kementerian Kesehatan Palestina telah memperingatkan bahwa layanan rumah sakit akan berhenti dalam waktu 48 jam jika operasi di pembangkit listrik di Gaza tidak dipulihkan.
Pembangkit listrik telah berhenti bekerja sejak siang hari Sabtu (6/8/2022), karena pasokan bahan bakar berhenti dengan penutupan Kerem Shalom pekan lalu.
Selama serangan terus menerus sejak Jumat, pasukan “Israel” telah menewaskan sedikitnya 41 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, dan melukai ratusan lainnya.
Medhat Abbas, juru bicara Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa layanan akan dihentikan jika listrik tidak pulih dalam waktu dua hari.
“Kementerian Kesehatan membutuhkan setengah juta liter bahan bakar per bulan untuk dapat mengoperasikan pembangkit swasta,” kata Abbas, lansir Arab News (7/8).
Dia takut bencana nyata segera terjadi, karena bahan bakar saat ini tidak tersedia.
Walikota Kota Gaza Yahya Al-Sarraj mengatakan bahwa layanan kota juga terkena dampak negatif karena kurangnya listrik.
“Akibat pemadaman pembangkit listrik, layanan kota akan minimal atau bahkan terhenti. Ini akan meminimalkan pasokan air domestik, yang konsumsinya meningkat terutama selama Juli dan Agustus,” kata Al-Sarraj.
“Limbah mentah akan mengalir ke laut karena pembangkit tidak berfungsi secara maksimal,” tambahnya.
Pasokan listrik telah dikurangi menjadi empat jam sehari, dan situasi yang dihasilkan akan mempengaruhi distribusi air serta instalasi pengolahan limbah, kata Abbas. (haninmazaya/arrahmah.id)