KEDIRI (Arrahmah.com) – Tim Medis LAZIS Dewan Da’wah menggelar layanan kesehatan cuma-cuma bagi warga korban erupsi Gunung Kelud, di Dusun Satak Yani 1, Kelurahan Satak, Kecamatan Puncu, Kediri, Jawa Timur Ahad (13/4/2014).
Tim Medis LAZIS Dewan Da’wah terdiri Dr Ratna, yang dibantu paramedis Ismohadi dan relawan. Layanan berlangsung dari pagi sampai Dzuhur. Mereka melayani lebih seratus warga, baik balita, dewasa, maupun manula. Mereka dengan tertib mengantri. “Alhamdulillah, kurang lebih sebanyak 150 orang mendapatkan layanan kesehatan ini,” ujar M Said, Koordinator Program LAZIS Dewan Da’wah.
Said mengatakan, kegiatan ini merupakan kerjasama LAZIS Dewan Da’wah, Muslime Helfen Germany (MHG), LAZIS Dewan Da’wah Jawa Timur serta Dewan Da’wah Kediri.
Kepala Dusun Satak Yani 1, Kelurahan Satak, Kusno berterima kasih atas diadakannya layanan medis ini. “Kami ucapkan terimakasih atas bantuan kesehatannya. Warga di sini memang sangat membutuhkan layanan pengobatan ini,” tutur Kusno,
Dia mengungkapkan, akibat menghirup udara yang tercemar debu Kelud, banyak warganya menderita sakit, kebanyakan gangguan pernafasan. ”Anak-anak sakit panas,” katanya. Terlebih setelah erupsi, hujan lebat pembersih debu baru turun pada 11 April 2014.
Seperti dikemukakan para pakar medis, material vulkanik dari letusan gunung berapi, terutama yang berupa debu vulkanik, berpotensi mengganggu kesehatan manusia. Khususnya gangguan pada sistem pernafasan.
Ahli kesehatan paru dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Dr Agus Santoso SpP, menjelaskan, debu vulkanik yang halus dan sangat kecil (sekitar 10 mikron), berpotensi mengganggu pernapasan. Bahkan, debu yang berukuran kurang dari 5 mikron, dapat menembus saluran pernapasan bagian bawah atau organ paru-paru.
Efek atau dampak debu vulkanik juga ditentukan oleh partikel pendukungnya. Debu yang disertai kristal silika menimbulkan dampak lebih merusak dan menyebabkan gangguan pernapasan berat.
Sementara, debu vulkanik yang disertai hawa panas dapat membawa debu piroklastik dengan permukaan tidak teratur dan cenderung tajam. Gangguan akibat debu piroklastik ini bisa menyebabkan kematian, karena luka pada saluran pernapasan.
Debu vulkanik lain yang patut diwaspadai, kata Agus seperti dikutip media massa, adalah yang disertai gas CO, H2S, SO2, dan bersifat asam.
Dampak debu vulkanik bagi kesehatan, lanjut Agus, secara umum terbagi menjadi dua yaitu efek akut dan kronik. Efek akut terbagi menjadi iritasi saluran napas, infeksi saluran napas akut (ISPA), atau kesulitan bernapas pada penderita gangguan paru sebelumnya seperti penyakit asma.
ISPA paling banyak dialami warga korban erupsi. Ganguan ini terutama menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lebih lemah. Selain itu, menurunnya sistem imun karena kurangnya waktu istirahat anak-anak. (azm/ruslan/arrahmah.com)