SAN FRANSISCO (Arrahmah.com) – Twitter mengungkapkan bahwa akan mengambil sikap yang lebih keras dalam melawan ektremisme dan mengumumkan telah menghapus lebih dari 125.000 akun terkait dengan anggota maupun pendukung ISIS.
Twitter juga mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memulai sejak pertengahan tahun lalu, kampanye melawan akun yang mengancam atau pun mendukung ektremisme dengan fokus utama membatasi kemampuan ISIS untuk merekrut secara online.
“Kami mengutuk penggunaan Twitter untuk mempromosikan terorisme. Jenis perilaku atau pun ancaman kekerasan, tidak diizinkan dalam layanan kami.”
Tidak hanya menutup ribuan rekening, Twitter juga telah meningkatkan jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk meninjau akun yang ditandai. Twitter mengklaim bahwa sekarang menggunakan algoritma untuk menemukan akun rekening ektremis yang mirip dengan sistem untuk mengendus dan menghapus spam.
“Kita telah melihat hasil, termasuk peningkatan suspensi akun dan pergeseran dari Twitter,” Twitter mengungkapkan sebagaimana dilansir Anadolu Agency (6/2/2016).
Tidak seperti kelompok militan lainnya, ISIS telah terbukti sangat sukses dalam memanfaatkan media sosial dalam mengatur, mempublikasikan kegiatan, dan merekrut anggota baru, terutama dari barat.
Kecerdikan ISIS memanfaatkan media sosial telah menuntut era baru kepolisian digital. Sebuah laporan Brookings Institute pada tahun 2015, menemukan bahwa setiap akun twitter pendukung ISIS memiliki rata-rata sekitar 1.000 pengikut, lebih tinggi dari kebanyakan pengguna biasa.
Banyak perusahaan seperti Twitter juga berpendapat bahwa menemukan ektremisme online adalah sebuah tantangan.
Twitter juga mengemukakan bahwa tidak ada ‘algoritma ajaib’ untuk mengidentifikasi konten teroris di internet, sehingga memaksa mereka untuk mengambil keputusan berdasarkan inforamsi dan petunjuk yang sangat terbatas. (fath/arrahmah.com)