MOSKOW (Arrahmah.id) – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada Selasa (25/4/2023) bahwa Sudan, yang saat ini terlibat dalam konflik antara faksi-faksi yang berseteru, memiliki hak untuk menggunakan jasa perusahaan militer swasta Rusia, Wagner Group.
Lavrov menyampaikan komentarnya dalam sebuah konferensi pers di Perserikatan Bangsa-Bangsa, lansir Reuters.
Pertempuran antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter telah memasuki pekan kedua dengan lebih dari 400 orang tewas dan lebih dari 4.000 lainnya terluka sejak 15 April.
“Republik Afrika Tengah dan Mali serta Sudan dan sejumlah negara lain yang pemerintahnya, otoritasnya yang sah beralih ke layanan seperti itu, mereka memiliki hak untuk melakukannya, jangan lupa,” kata Lavrov pada konferensi pers di markas besar PBB.
Wagner Group telah beroperasi di Ukraina, Suriah, Libya, dan beberapa negara Afrika termasuk Mali dan Republik Afrika Tengah.
Pada Senin, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyuarakan “keprihatinan yang mendalam” atas kegiatan perusahaan militer tersebut di negara yang dilanda perang.
“Perusahaan ini ada di banyak negara, dan di Afrika, sebuah elemen yang, ketika dilibatkan, akan membawa lebih banyak kematian dan kehancuran,” ujar Blinken dalam sebuah konferensi pers bersama dengan mitranya dari Kenya, Alfred Mutua. (haninmazaya/arrahmah.id)