BOGOR (Arrahmah.com) – Pihak kepolisian Kota Bogor menangkap pembacok anggota Front Pembela Islam (FPI) hingga tewas di daerah Tajur, Bogor Minggu dini hari, 6 Mei 2012. Pelaku diketahui bernama Ival Reza Yulian Mahendra alias Bolang, 17, warga Villa Mutiara Lido, Cigombong, Bogor. Dari tangannya, petugas juga mengamankan sebilah celurit.
Kapolres Bogor Kota, Ajun Komisaris Besar Polisi Hilman, mengatakan pelaku masih berstatus pelajar. “Pelaku ditangkap di rumah orangtuanya,” kata Hilman, Senin (7/5).
Pembacokan terhadap Mustofa, 54 tahun, terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Saat itu, korban dan sejumlah anggota Laskar Pembela Islam (LPI) melakukan sweeping setelah menghadiri tablig akbar di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.Karena tidak menemukan orang-orang yang sedang berpesta minuman keras, mereka kemudian pulang. Tapi di tengah perjalanan pulang, terjadi tawuran antar geng motor.
“Memang pada kejadian sedang berlangsung tawuran antar warga. Tiba-tiba anggota FPI melintasinya yang mengakibatkan anggotnya terkena sabetan senjata tajam yang dipegang oleh pelaku,” ucapnya.
Pelaku sudah mengakui perbuatannya. Ival mengatakan pada malam itu dia bersama rekan-rekannya ikut balapan sepeda motor. Tidak lama kemudian terjadilah tawuran antar warga. “FPI yang datang ke lokasi membubarkan tawuran ini dengan cara kasar, sehingga terjadi keributan yang mengakibatkan satu anggota FPI kena sabetan senjata tajam,” ujar Ival.
Akibat perbuatannya pelaku dijerat pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman pidana tujuh tahun penjara.
Sebagaimana diberitakan, peristiwa maut yang merenggut nyawa seorang laskar FPI itu terjadi di wilayah hukum Polres Bogor Kota, tepatnya Polsek Bogor Selatan.
Kronologis kejadian versi kepolisian, korban sedang melewati lokasi kejadian, sepulang dari pengajian dengan mempergunakan kendaraan roda dua, bersama rekan-rekannya yang jumlahnya kurang lebih 30 orang. Saat itu korban sedang dibonceng.
“Berdasarkan keterangan saksi, yang menggunakan mobil ada dua dan sisanya atau 10 menggunakan motor,” kata Kapolsek Bogor Selatan Kompol Euis Kartini, Minggu siang.
Saat itu, rombongan dari FPI itu baru pulang dari pengajian di Sukaraja. Mereka melintas di Jalan Raya Tajur, saat itu tengah terjadi tawuran.
“Begitu mereka lewat, langsung menyerang dan mengejar anggota FPI. Dan korban salah satunya. Korban dibacok bagian punggungnya. Itu menurut keterangan saksi yang sudah kami periksa,” kata Euis.
Euis mengatakan saat ini baru dua saksi yang sudah diperiksa. Keduanya adalah saksi mata yang melihat dan saksi yang membonceng korban, yaitu Fikri dan Agus.
Terkait jasad korban, menurut Euis hanya dilakukan visum saja dan tidak dilakukan otopsi. “Pihak keluarga tidak menginginkan dilakukan otopsi. Tapi untuk keperluan penyelidikan kasus ini, kami melakukan visum. Dan saat ini, korban sudah dimakamkan di belakang Polsek Cisarua,” katanya.
Sementara itu, menurut Mubarok, salah satu rekan Mustofa yang hadir pada saat kejadian, iring-iring rombongan FPI Cipayung pulang dari Sukaraja sekitar pukul 23.30 WIB. Sesampainya di Jalan Raya Tajur, saat itu sedang terjadi keributan antara dua kelompok massa (geng motor) yang jumlahnya cukup banyak.
Saat itu, rombongan FPI Cipayung yang melintas berjumlah 100 orang lebih menggunakan beberapa mobil dan puluhan sepeda motor. Turut ikut serta dalam rombongan pimpinan FPI Cipayung H Muhammad Zein.”Sewaktu kita lewat, mereka sedang saling serang. Kita yang melihat kejadian terpanggil untuk meleraikannya. Tapi mereka malah emosi dan terjadi debat mulut,” kata Mubarok.
Awalnya, lanjut Mubarok, saat terjadi debat mulut, rombongan FPI di barisan depan yang dipimpin H Muhammad Zein berhasil lolos dari tawuran antar dua kelompok tersebut. Sementara Mustofa ada di barisan paling belakang rombongan yang saat itu berboncengan dengan rekannya.
Menurut Mubarok, ada indikasi massa yang bertikai salah paham dan mengira anggota FPI akan melakukan tindakan yang mereka tidak sukai hingga mencoba menyerang barisan belakang rombongan.”Kami mencoba melerai, tapi mereka tidak terima. Saat kami pergi meninggalkan lokasi. Tiba-tiba rekan kami Mustofa sudah jatuh dari motor dengan kondisi bersimbah darah,” kata Mubarok.
Massa yang tadinya saling serang langsung membubarkan diri. Mustofa langsung dilarikan ke RS Ciawi untuk mendapatkan perawatan medis.Tapi, akibat luka serius bekas tusukan, nyawa korban tidak tertolong dan menghembuskan nafas terakhirnya.”Lukanya cukup parah, bekas tusukan ada di pinggang, leher dan wajahnya juga penuh darah, hidungnya juga mengeluarkan darah,” kata Mubarok.
Mengetahui peristiwa tersebut, ketua FPI Cipayung Muhammad Zein langsung melaporkan peristiwa tersebut dan meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kejadian serta menangkap pelaku penusukan.
Di rumah duka, nampak ratusan anggota FPI dari wilayah Dejabotabek (Depok, Jakarta, Tangerang dan Bekasi) bertakziah melepas kepergian sahabat dan teman seperjuangannya. Ustadz Mustofa dimakamkan di TPU Nurul Iman, Cipating, tidak jauh dari rumahnya di kampung Ciletuh, Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kab Bogor.
Semoga amal-amal Ustadz Mustofa diterima di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Allahummagfirlahu. (bilal/arrahmah.com)