RIYADH (Arrahmah.com) – Larangan pemerintah terkait impor produk agrikultur dari sejumlah negara Arab tidak akan pengaruhi pasar lokal selama Ramadhan, menurut Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan Uni Emirat Arab, dikutip Al Bawaba pada Senin (15/5/2017).
Bulan April lalu, Kementerian tersebut meluncurkan larangan impor sejumlah sayuran dan buah-buahan dari lima negara Timur Tengah terkait kekhawatiran tingginya penggunaan pestisida di negara-negara tersebut.
Kementerian tersebut menegaskan bahwa larangan itu tidak akan mempengaruhi pasar dalam hal kuantitas atau kualitas, karena ada pasar alternatif untuk mengimpor produk tersebut, lapor kantor berita resmi WAM.
Produk-produk tersebut sekarang diimpor dari Arab Saudi, India, Pakistan, Maroko, Tunisia, Afrika Selatan, Belanda, Malaysia, Selandia Baru, AS, Sri Lanka, dan Bangladesh, selain Turki, Prancis, Italia, Spanyol, dan pengekspor lainnya.
Ditambah lagi produk lokal juga dinilai telah memenuhi permintaan pasar. UEA melihat produksi sayuran yang sehat seperti zucchini (18.500 ton), terung (18.555 ton), kembang kol (11.320 ton), kubis (13.420 ton), lada (4.000 ton) dan daun (8.000 ton).
Kementerian menekankan ketertarikannya, bersama dengan pemerintah daerah setempat, untuk menyediakan makanan sehat dan aman bagi konsumen. (althaf/arrahmah.com)